18 perguruan tinggi di Jateng dan DIY dilibatkan cegah stunting

id perguruan tinggi, stunting, kkn,18 perguruan tinggi di Jateng dan DIY dilibatkan,dilibatkan pencegahan stunting,18 pergu

18 perguruan tinggi di Jateng dan DIY dilibatkan cegah stunting

pemukulan gong bersama-sama menandai "Kick Off Kolaborasi Pendampingan Penurunan Stunting di Jawa Tengah oleh Perguruan Tinggi melalui Gotong-Royong Cegah Stunting (Gong Ceting)" di Balkondes Borobudur di Kabupaten Magelang, Minggu (9/10/2022). ANTARA/Heru Suyitno

Magelang (ANTARA) - Para mahasiswa dari 18 perguruan tinggi di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilibatkan dalam pencegahan stunting di 14 kabupaten di Jateng melalui kuliah kerja nyata (KKN) tematik.

Koordinator Perguruan Tinggi pendamping program percepatan penurunan stunting di l4 kabupaten Propinsi Jawa Tengah, Prof. dr. Hamam Hadi di Magelang, Minggu, mengatakan, Kegiatan pendampingan dilaksanakan dalam bentuk KKN tematik melibatkan 840 mahasiswa dan 140 dosen.

Ia menyampaikan hal tersebut usai "Kick Off Kolaborasi Pendampingan Penurunan Stunting di Jawa Tengah oleh Perguruan Tinggi melalui Gotong-Royong Cegah Stunting (Gong Ceting)" di Balkondes Borobudur di Kabupaten Magelang.

Hadir pada kegiatan tersebut antara lain Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Magelang Nanda Cahyadi Pribadi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yuni Rahayuningtyas, Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Ir Panut Mulyono, dan Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo.

Hamam yang juga Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta ini menyebutkan 14 kabupaten yang menjadi sasaran KKN tematik, antara lain Kabupaten Magelang, Brebes, Pekalongan, Pemalang, Grobogan, Blora, Sragen, Klaten, Demak, Jepara, dan Kota Tegal.

"Ini adalah pentahelik yang melibatkan pemerintah daerah, organisasi perangkat daerah terkait, masyarakat, dan perguruan tinggi," katanya.

Menurut dia, kelemahan dalam penanganan stunting selama ini sinkronisasi program yang lemah, dengan KKN tematik ini akan memperkuat sinkronisasi program, sehingga diharapkan ada perubahan yang signifikan.

"Oleh karena itu, dalam kegiatan ini paling utama yang dilakukan Gong Ceting ini adalah pemberdayaan kader di lapangan agar benar-benar mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting khususnya dan dapur sehat yang akan jadi sasaran utama," katanya.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, di desa itu ada tim pendamping keluarga, bidan, penyuluh KB dan PKK yang sudah menguasai data yang ada di lingkungannya.

"Kemudian juga ada petugas lapangan KB dan puskesmas, maka mahasiswa KKN nantinya pasti kerja sama dengan lintas sektor di lapangan," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024