Kabupaten Bogor (ANTARA) - Akademisi Universitas Djuanda Aep Saepudin Muhtar mengingatkan mengenai pentingnya memperkuat pemahaman Pancasila di masyarakat, untuk mencegah politik berlatar SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjelang Pemilu 2024.
"Berkaca pada pemilu kemarin, kita secara tidak langsung terpecah belah oleh politik SARA. Munculnya istilah kadrun dan kampret adalah akibat dari politik SARA," kata pria yang akrab disapa Gus Udin itu saat menjadi pemateri "Refleksi Akhir Tahun Simposium Demokrasi" di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Gus Udin menyebutkan, para pemilih dan kontestan harus memahami makna dari pancasila agar tidak ada lagi politik Sara di tahun 2024 mendatang.
"Pemilih harus cermat dan kontestan harus lebih manusiawi. Jangan sampai segala cara dilakukan untuk menang, tapi lupa ada yang lebih penting dari kemenangan, yaitu kemanusiaan," katanya.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Bogor Fuad Kasyfurrahman mengatakan penguatan pemahaman Pancasila menjelang Pemilu 2024, bisa diinisiasi oleh para pemuda.
"Pemuda bisa jadi pelopor untuk menginisiasi adanya politisasi sara dalam kontestasi politik 2024 mendatang," katanya.
Berita Lainnya
Pemutaran perdana film "Sara" dijejali penonton
Rabu, 21 Februari 2024 6:43 Wib
Flypower gandeng pebulu tangkis Denmark
Selasa, 23 Januari 2024 5:28 Wib
Sara/Maiken ulangi di Indonesia Masters edisi 2020
Selasa, 23 Januari 2024 2:23 Wib
Kreator konten di Yogyakarta dikerahkan menangkal politisasi SARA
Kamis, 12 Oktober 2023 23:21 Wib
Tayang perdana di Busan, Korsel, Film "Sara"
Selasa, 3 Oktober 2023 7:10 Wib
Sara Fajira nyaman lakoni film horor
Sabtu, 28 Januari 2023 6:10 Wib
Vino G Bastian dan Adipati Dolken ngeri lakoni "Bayi Ajaib"
Kamis, 22 Desember 2022 5:51 Wib
Parpol tak angkat isu SARA jelang Pemilu 2024
Selasa, 22 November 2022 16:59 Wib