Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mendorong seluruh fasilitator kelurahan yang selama ini membantu edukasi pengelolaan sampah untuk ikut mewujudkan target seluruh rukun warga di kota tersebut memiliki bank sampah sehingga gerakan nol sampah anorganik optimal.
"Saat ini belum semua rukun warga (RW) di Kota Yogyakarta memiliki bank sampah. Harapannya, jumlah bank sampah bisa meningkat dengan dukungan dari fasilitator kelurahan," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Zenni saat pembekalan fasilitator kelurahan dan koordinator kecamatan di Yogyakarta, Senin.
Berdasarkan data hingga akhir Desember 2022, di Kota Yogyakarta saat ini memiliki 575 bank sampah berbasis rukun warga (RW) dengan rata-rata memiliki 26 nasabah. Sedangkan di Kota Yogyakarta total terdapat 616 RW.
Baca juga: Pakar UGM tawarkan konsep sampah berbayar sesuai volume di Kota Yogyakarta
Meskipun demikian, tidak semua bank sampah yang sudah terbentuk aktif menjalankan berbagai kegiatan terkait pengelolaan sampah karena ada sebanyak 197 bank sampah dengan status dalam pembinaan serta 70 bank sampah yang belum teridentifikasi.
Sisanya, sebanyak 20 bank sampah masuk kategori pembina, 30 bank sampah masuk kategori inovatif, dan 253 bank sampah reguler.
"Selain mendorong tumbuhnya bank sampah baru di wilayah, kami berharap fasilitator kelurahan bisa mencari akar permasalahan yang dihadapi bank sampah di wilayah," katanya.
Menurut dia, bank sampah memiliki peran yang sangat vital dalam gerakan nol sampah anorganik yang kini gencar dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.
Bank sampah berperan untuk mengelola sampah anorganik yang sudah dipilah masyarakat, bahkan juga berperan untuk mendorong masyarakat mengelola sampah organik rumah tangga.
Sesuai kebijakan dan strategi daerah, maka Kota Yogyakarta menargetkan mampu mengurangi volume sampah hingga 30 persen pada 2025.
"Sejak gerakan nol sampah anorganik dimulai pada awal Januari, volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan berkurang 17 ton per hari," katanya yang menyebut Yogyakarta rata-rata membuang 260 ton sampah per hari.
Zenni menambahkan, fasilitator kelurahan juga diharapkan dapat menjadi tempat bertanya bagi masyarakat apabila mengalami kesulitan dalam melakukan pemilahan sampah sejak dari sumbernya.
Sementara itu, Analis Kebijakan Muda Sub Koordinator Pengembangan Sumberdaya Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta Christina Endang Setyowati optimistis fasilitator kelurahan mampu mewujudkan target seluruh RW memiliki bank sampah.
"Keberadaan bank sampah memang tidak harus didasarkan pada RW. Apabila memang dibutuhkan keberadaan di tingkat RT (rukun tetangga), maka sangat mungkin dibentuk," katanya.
Setiap bank sampah yang baru terbentuk akan mendapat bantuan dari pemerintah daerah, di antaranya timbangan dan buku tabungan.
Ia pun meminta fasilitator kelurahan untuk terus memberikan pendampingan kepada bank sampah dalam mendukung pengelolaan sampah, baik organik maupun anorganik. "Dalam waktu dekat, kami akan memantau pemasangan biopori di wilayah karena sudah ada beberapa bank sampah yang mendapat bantuan alat biopori," katanya.
Baca juga: Yogyakarta menyiapkan tempat penanganan sampah terpadu
Berita Lainnya
Pemuda Indonesia diajak suarakan isu lingkungan di dunia
Rabu, 24 April 2024 16:01 Wib
Masyarakat Indonesia diedukasi bahaya sampah plastik
Senin, 22 April 2024 8:07 Wib
DLH Sleman mempercepat pembangunan akses truk sampah ke TPST Sendangsari
Jumat, 19 April 2024 14:00 Wib
TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah jadi RDF
Kamis, 18 April 2024 16:28 Wib
DLH Gunungkidul mengerahkan 48 armada angkut sampah saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 7:42 Wib
Liverpool dibekuk Crystal Palace bak "sampah"
Senin, 15 April 2024 5:47 Wib
Pemkab Gunungkidul mengeluarkan edaran Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah
Kamis, 4 April 2024 19:16 Wib
Dispar Sleman mewajibkan pelaku usaha wisata kelola sampah dan limbah
Kamis, 4 April 2024 13:26 Wib