DLH Bantul sebut keberadaan pengelola mandiri kurangi volume sampah

id DLH Bantul ,Pengelola sampah mandiri,Tanggulangi sampah

DLH Bantul sebut keberadaan pengelola mandiri kurangi volume sampah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, DIY, Ari Budi Nugroho (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa keberadaan pengelola sampah mandiri (PSM) di seluruh daerah ini bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan hingga 10 persen.

Kepala DLH Bantul Ari Budi Nugroho di Bantul, Senin mengatakan, pengelola sampah mandiri (PSM) itu bisa bank sampah, sodaqoh sampah, kelompok pengolah sampah sistem 3R (reduce, reuse, recycle), yang di wilayah Bantul jumlahnya mencapai ratusan.

"Kalau bank sampah jumlahnya sudah 150 lebih dan kemampuan pengurangan kalau optimal paling tidak bisa mengurangi 10 persen, misalnya kalau produksi sampah 100 ton, pengurangan sekitar 10 ton, cukup besar," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, keberadaan PSM di wilayah Bantul yang mencapai ratusan itu perlu terus dioptimalkan, baik dalam pengolahan sampah maupun pembentukan kelompok, apalagi sekarang ini pemerintah daerah sudah membangun sistem informasi yang memudahkan melakukan evaluasi.

"Jadi dari pedukuhan-pedukuhan yang membentuk PSM, bisa bank sampah, sodaqoh sampah itu di SK lurah, terus kemudian mereka meng-upload di sistem kita, nah mereka nanti diminta melakukan pelaporan kegiatan, sehingga kita evaluasi gampang," katanya.

Apalagi, kata dia, sekarang ini animo masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku sudah cukup tinggi, yang ditandai dengan tingginya permohonan pelatihan pengolahan sampah dari kelompok masyarakat kepada dinas maupun jejaring PSM.

"Itu, menjadi salah satu indikator, karena kalau orang minta diberi pelatihan itu berarti berminat, tinggal nanti bagaimana kemampuan untuk melakukan proses pengolahan sampah di masing-masing wilayah," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, keuntungan bagi masyarakat yang sudah membentuk PSM di pedukuhan atau desa diantaranya mereka mendapatkan manfaat ekonomi, maupun dampak positif lainnya dari kegiatan mengolah sampah.

"Jadi dari yang semula sampah dianggap tidak mempunyai nilai, dengan mengolah, melakukan pemilahan bisa menjadi komoditas dengan skema skema itu, kemudian sodaqoh sampah bisa dipakai amal, nyantuni fakir miskin ini kan konteks keuntungan yang mereka dapatkan," katanya.

Dengan demikian, dia menambahkan, masyarakat tidak hanya dari sisi rupiah, tetapi dari sisi lain yang bisa diangkat dari kegiatan PSM, disamping membantu pemerintah dalam menangani persoalan sampah yang setiap hari diproduksi masyarakat.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024