Pariwisata sejarah teh gaet wisatawan

id Bogor, teh, Kebun Raya Bogor,Sejarah teh

Pariwisata sejarah teh gaet wisatawan

Sekda Kota Bogor, Jawa Barat Syarifah Sofiah (kanan) saat mendapat penjelasan soal teh dari Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik Redha Taufik Ardias (kiri) yang juga seorang Petani Milenial Pemprov Jawa Barat di Sila Tea House Bogor, Jumat (12/5/2023. (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)

Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menangkap potensi sejarah teh yang kuat di daerahnya karena ternyata bibit teh untuk agribisnis awalnya ditanam di Kebun Raya Bogor bisa menjadi peluang untuk terus memperkuat sebagai kota kuliner dan kota tujuan wisata.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Senin, berpendapat potensi asal usul teh yang kuat dari kota hujan ini cukup potensial dalam hal pariwisata dan kuliner.

"Ini kan saya waktu itu saya ada acara di sini, ketika dapat penjelasan ini sangat luar biasa. Kemudian saya datang lagi. Ya ini satu potensi yang belum digali. Padahal sebetulnya ada sejarah di Bogor tentang teh. Jadi diceritakan teh pertama kali di riset dan ditanam itu di Kebun Raya Bogor," katanya.

Syarifah mengakui keberadaan nilai sejarah mengenai keilmuan itu belum memasyarakat, sehingga banyak yang belum tahu.

Dikutip dari laman Kebun Raya, Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang.

Pada tahun 1694 tanaman teh sinensis juga terlihat di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys di Batavia.

Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan.

Dari sejarah itu kemudian Silat Tea House berdiri pada tahun 2018 di Kota Bogor yang membawa visi untuk membawa citra teh Indonesia di dalam negeri maupun luar negeri.

Selama ini, kata Syarifah, masyarakat menganggap bahwa teh itu minuman pada umumnya, padahal teh sendiri memiliki nilai historis yang erat dengan Bogor.


 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024