DPRD Kulon Progo minta BBWSSO menunda perbaikan irigasi Kalibawang

id Irigasi Kalibawang ,Kulon Progo ,DPRD Kulon Progo

DPRD Kulon Progo minta BBWSSO menunda perbaikan irigasi Kalibawang

Komisi II DPRD Kulon Progo tinjau kerusakan talud Irigasi Kalibawang Kilometer 0,3 di Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, pada Selasa (30/5). (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak menunda sementara perbaikan saluran irigasi Kalibawang di Kilometer 0,3 karena mengancam tanaman padi seluas 500 hektare.

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Yuliyantoro di Kulon Progo, Selasa, mengatakan luas lahan tanaman padi di Bulak Srikayangan seluas 500 hektare. Saat ini, tanaman padi berumur sekitar 40 sampai 45 hari.

"Tanaman padi di kawasan Bulak Srikayangan sedang membutuhkan banyak air. Kami berharap perbaikan saluran irigasi Kalibawang di Kilometer 0,3 dilaksanakan pada saat pemeliharaan pada Juli 2023," kata Yuliyantoro di sela-sela melakukan pemantauan di Bulak Srikayangan.

Ia mengatakan Komisi II memahami langkah cepat yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) dalam melaksanakan tanggap darurat penanganan kerusakan irigasi Kalibawang di Kilometer 0,3.

Namun, di sisi lain, juga perlu dipahami bahwa penutupan saluran irigasi Kalibawang akan berdampak terhadap tanaman padi karena terancam gagal panen.

"Kami berharap ada solusi untuk masalah ini. Saluran irigasi Kalibawang tetap diperbaiki, dan di sisi lain, ratusan tanaman padi tetap mendapatkan air," katanya.

Ikut dalam pemantauan di Bulak Srikayangan, Wakil Komisi II Priyo Santoso, dan anggota Komisi II Titik Wijayanti, Sendy Prihandin, Dwi Lilik Nugroho, Budi Hutomo Putro, dan Widiyanto.

Yuliyantoro mengatakan berdasarkan informasi dari petani di lapangan, per 30 Mei 2023, jaringan irigasi Kalibawang dimatikan, yang berdampak pada ketahanan pangan di Kulon Progo.

Berdasarkan rapat dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, potensi luas tanaman pangan yang terancam mati di seluruh Daerah Irigasi Kalibawang seluas 2.000 hektare, dari total 3.787 hektare yang masuk dalam jaringan Kalibawang.

"Kami segera melakukan koordinasi dengan BBWSSO dan DPUPKP Kulon Progo untuk mencari solusi terbaik," katanya.

Dia mengatakan Komisi II mengupayakan kesejahteraan masyarakat, dan memperhatikan sektor pertanian. "Kesejahteraan masyarakat menjadi utama dalam perjuangan kami," katanya.
Komisi II DPRD Kulon Progo Bulak Srikayangan yang berpotensi puso akibat kerusakan talud Irigasi Kalibawang Kilometer 0,3 di Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, pada Selasa (30/5). (ANTARA/Sutarmi)


Salah satu petani di Bulak Srikayangan Dwianto mengharapkan perbaikan saluran irigasi Kalibawang Kilometer 3 dilakukan setelah 20 Juni 2023. Saat ini, tanaman padi masih sangat muda. Pada saat pengeringan pertama, tanaman kekurangan air.

Ia mengatakan saat ini, petani Pergiwatu dan Karangasem harus memompa air selama 24 jam non-stop supaya mendapatkan air. "Untuk itu, kami berharap perbaikan irigasi dilakukan setelah 20 Juni," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024