JDMU 2023 ajang ekspresikan karya penari
Jakarta (ANTARA) - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menghadirkan kembali Jakarta Dance Meet Up (JDMU) 2023 untuk menjadi ruang temu bagi para penari lintas generasi mengekspresikan diri lewat karyanya.
"JDMU Ini merupakan bagian dari edukasi, gerakannya transmisi artinya bersifat timbal balik. Jadi kami dari komite justru belajar kepada para penampil kami ini. Artinya kami memiliki ruang untuk saling bertukar ide maupun gagasan lewat karya," kata Anggota Komite Tari DKJ David Rafael Tandayu di Teater Kecil Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu sore.
Secara rutin setiap tahunnya sebenarnya Komite Tari DKJ telah menghadirkan JDMU sejak 2017 untuk merangkul beragam komunitas tari yang ada di Jakarta dan juga memberikan ruang apresiasi maupun edukasi terhadap seni tari.
Harapannya komunitas-komunitas tari tersebut dapat berproses, bertumbuh, menciptakan keberlanjutan, hingga berdialog dan berkontribusi untuk membahas tantangan serta perkembangan seni tari di Ibu Kota Jakarta.
Untuk JDMU 2023,DKJ menggandeng sosok penari Wiwiek HW sebagai kurator dan menghadirkan lima komunitas tari yang memiliki gaya tari berbeda-beda.
"Tarian adalah seni bahasa tubuh yang berbicara jadi dalam JDMU ini para penari yang bertemu itu berbicara dengan karyanya," kata Wiwiek menjelaskan pentingnya JDMU 2023.
Adapun kelima komunitas yang terpilih menjadi penampil dalam JDMU 2023 yaitu Komunitas Ariah Indonesia Ngegebrak (KAIN), LASTEAM689, Maheswari Production Indonesia, Mawar Budaya (MB), dan Seni Budaya Khatulistiwa (SBK).
Masing-masing dari komunitas ini secara garis besar mengangkat tema tarian yang menggambarkan kehidupan kompleks di Jakarta sebagai daerah perkotaan yang penuh dengan hiruk pikuk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: JDMU 2023 jadi ruang para penari lintas generasi ekspresikan diri
"JDMU Ini merupakan bagian dari edukasi, gerakannya transmisi artinya bersifat timbal balik. Jadi kami dari komite justru belajar kepada para penampil kami ini. Artinya kami memiliki ruang untuk saling bertukar ide maupun gagasan lewat karya," kata Anggota Komite Tari DKJ David Rafael Tandayu di Teater Kecil Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu sore.
Secara rutin setiap tahunnya sebenarnya Komite Tari DKJ telah menghadirkan JDMU sejak 2017 untuk merangkul beragam komunitas tari yang ada di Jakarta dan juga memberikan ruang apresiasi maupun edukasi terhadap seni tari.
Harapannya komunitas-komunitas tari tersebut dapat berproses, bertumbuh, menciptakan keberlanjutan, hingga berdialog dan berkontribusi untuk membahas tantangan serta perkembangan seni tari di Ibu Kota Jakarta.
Untuk JDMU 2023,DKJ menggandeng sosok penari Wiwiek HW sebagai kurator dan menghadirkan lima komunitas tari yang memiliki gaya tari berbeda-beda.
"Tarian adalah seni bahasa tubuh yang berbicara jadi dalam JDMU ini para penari yang bertemu itu berbicara dengan karyanya," kata Wiwiek menjelaskan pentingnya JDMU 2023.
Adapun kelima komunitas yang terpilih menjadi penampil dalam JDMU 2023 yaitu Komunitas Ariah Indonesia Ngegebrak (KAIN), LASTEAM689, Maheswari Production Indonesia, Mawar Budaya (MB), dan Seni Budaya Khatulistiwa (SBK).
Masing-masing dari komunitas ini secara garis besar mengangkat tema tarian yang menggambarkan kehidupan kompleks di Jakarta sebagai daerah perkotaan yang penuh dengan hiruk pikuk.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: JDMU 2023 jadi ruang para penari lintas generasi ekspresikan diri