Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau petani menanam tanaman kedelai dan tembakau di ladang untuk mengantisipasi adanya serangan monyet ekor panjang.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Rismiyadi di Gunungkidul, Rabu, mengatakan serangan monyet ekor panjang tidak seperti organisme pengganggu lainnya, karena merupakan salah satu satwa dalam pengawasan yang dilindungi keberadaannya.
DPP berupaya melakukan langkah-langkah preventif melalui pemilihan komoditas yang tidak disukai oleh satwa tersebut, seperti kedelai dan tembakau.
"Langkah-langkah ini sifatnya imbauan. Namun demikian, penanganan serangan monyet ekor panjang sedang ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup. DLH sedang melakukan kajian," kata Rismiyadi.
Ia mengatakan langkah preventif tersebut tidak menjamin efektif karena bukan perlakuan yang utama karena sifatnya pencegahan.
"Ada beberapa langkah efektif yang perlu dilakukan, namun kapasitas kami terbatas sehingga butuh intervensi dari pihak lain yang terkait," katanya.
Sementara itu, Ulu-Ulu Kalurahan/Desa Purwodadi Suroyo mengatakan setiap musim kemarau ada ancaman serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian pada siang hari. Sedangkan pada malam hari ancaman hewan liar yang menyebabkan hewan ternak milik masyarakat mati mendadak.
"Seperti pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, ancaman ini terjadi hingga Oktober mendatang,” katanya.
Untuk mengantisipasi serangan ini, warga membuat kelompok untuk berpatroli. Patroli tidak hanya dilakukan siang hari, tapi saat malam hari juga dilakukan yang sama.
“Ancamannya ada dua. Selain serangan hewan liar, di siang hari juga ada ancaman monyet yang menyerang lahan pertanian milik warga,” katanya.
Suroyo mengatakan serangan hewan liar terakhir terjadi pada 14 Agustus 2023. Selama Agustus ini, ada beberapa serangan yang menyebabkan delapan ekor kambing warga mati.
“Sebenarnya ada 11 ekor yang diserang, tapi tiga ekor kambing bisa melarikan diri,” katanya.
Pasca-serangan, warga langsung meningkatkan kewaspadaan dengan berpatroli. Adapun hasilnya mendapatkan satu ekor anjing liar yang diduga menjadi pelaku penyerangan.
"Pada 31 Agustus lalu di perbukitan yang penuh semak belukar. Setelah digiatkan patroli, hingga sekarang belum ada serangan lagi,” katanya.
Jogoboyo Kalurahan Purwodadi Suyanto menambahkan serangan hewan liar terhadap ternak warga sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Peristiwa serangan tidak lepas dari kebiasaan yang memelihara ternak di tengah hutan atau ladang.
Kebiasaan ini, di satu sisi memudahkan dalam mencari pakan. Namun, di sisi lain juga menyimpan bahaya dikarenakan pengawasannya berkurang, khususnya saat malam hari.
“Serangan terhadap ternak terjadi malam hari dan pemilik tidak tahu karena tinggal di rumah sehingga tidak bisa mengawasi kandang yang lokasinya jauh di kandang,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPP Gunungkidul imbau petani tanam tembakau antisipasi serangan monyet
Berita Lainnya
DLH memasang perangkap monyet ekor panjang tidak serang tanaman petani
Senin, 18 Maret 2024 21:15 Wib
Monyet ekor panjang di Indonesia belum masuk satwa dilindungi
Rabu, 31 Januari 2024 4:44 Wib
Vaksinasi cacar monyet digencarkan
Minggu, 10 Desember 2023 2:54 Wib
16 mahasiswa Newcastle University ikuti Sekolah Konservasi Alam
Senin, 4 Desember 2023 4:12 Wib
Ini beda ciri lesi cacar monyet dengan lesi lain
Sabtu, 2 Desember 2023 8:51 Wib
Cacar monyet tak jangkiti anak-anak di Indonesia
Sabtu, 2 Desember 2023 8:50 Wib
Cacar monyet gampang ditangani ketimbang COVID-19
Jumat, 1 Desember 2023 7:16 Wib
36 dari 59 kasus cacar monyet di Indonesia sembuh
Rabu, 29 November 2023 6:35 Wib