Kebudayaan Pasar Terapung Kuin mulai luntur

id Pasar Terapung Kuin, Pekan Kebudayaan Nasional, Kemendikbudristek, Banjarmasin

Kebudayaan Pasar Terapung Kuin mulai luntur

Pedagang menu sarapan di Pasar Terapung Kuin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) bertransaksi pembelian dengan seorang wisatawan di atas perahu, Sabtu (9/9/2023). (ANTARA/Andi Firdaus)

Banjarmasin (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyuarakan lunturnya peradaban Pasar Terapung Kuin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan melalui Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023.

"PKN mengumpulkan wacana-wacana permasalahan sosial masyarakat yang berkaitan dengan kebudayaan untuk disuarakan dan dibahas dalam kongres," kata Humas Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Darmawati di Banjarmasin, Sabtu.

Dalam PKN bertema "Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan", salah satu persoalan yang disorot berupa lunturnya kebudayaan Pasar Terapung Muara Kuin yang memiliki kaitan erat dengan berdirinya Kerajaan Banjar.



Ia mengatakan, fakta pada pertengahan abad ke-16, Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi Sungai Kuin dan Barito yang menjadi cikal bakal Kota Banjarmasin. Aktivitas perdagangan di tepi sungai pun tumbuh pesat.

Mengingat posisinya berada di pertemuan beberapa anak sungai, pasar itu berkembang secara alami. Selain orang Kuin, para pedagang juga berasal dari daerah Tamban, Anjir, Alalak, dan Berangas.

Seiring perkembangan zaman, praktik baik yang dibangun melalui peradaban Pasar Terapung Kuin saat ini kian menyusut, dibuktikan dengan hilangnya budaya akad transaksional perdagangan, hilangnya budaya barter barang dagangan, dan kerusakan lingkungan.

Hal lain yang juga penting disuarakan dalam kegiatan itu, kata Darmawati, adalah perpindahan konsumen pasar dari ekosistem sungai ke pasar darat yang ada di sepanjang bantaran.

Pasar Terapung Kuin di Banjarmasin adalah salah satu tempat yang muncul karena keberadaan berbagai sungai di banyak wilayah lain yang terhubung dengan Banjarmasin.



Para pedagang dan pembeli di tempat itu menggunakan jukung (sebutan untuk perahu dalam bahasa banjar) untuk membawa dan jual beli sayur mayur, maupun hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak sungainya.

Pasar tradisional yang dibuka pada waktu subuh hingga selepas pukul 07.00 WITA itu memiliki keistimewaan berupa transaksi barter antarpara pedagang atau yang dikenal dengan sebutan bapanduk.

Sebagai perayaan nasional yang diadakan Kemendikbudristek, kata Darmawati, PKN 2023 menghadirkan semangat pengenalan praktik baik kebudayaan yang diramu dalam serangkaian kegiatan sebagai wadah kolektif yang melibatkan berbagai aspek lingkungan dan unsur, mulai dari pegiat budaya hingga masyarakat.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PKN 2023 suarakan lunturnya kebudayaan Pasar Terapung Kuin