Rupiah melemah karena lonjakan permintaan aset "safe haven"

id Rupiah,Dolar,Dolar AS,Safe Haven,Kurs,kurs rupiah

Rupiah melemah karena lonjakan permintaan aset "safe haven"

Ilustrasi - Petugas perbankan menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah. ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/aa

Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah melemah, karena terjadi lonjakan permintaan terhadap aset safe haven setelah perang Palestina melawan Israel membuat greenback mendekati level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

“Israel akan melancarkan serangan darat di Jalur Gaza, sebuah langkah yang dapat menandai peningkatan konflik, dan berpotensi menarik lebih banyak negara Timur Tengah,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin.

Namun, para pejabat Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa skenario serangan ke Jalur Gaza tak mungkin terjadi.

Selain itu, penguatan dolar AS juga terdorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS, karena data terbaru menunjukkan inflasi konsumen AS tetap kuat.

Indeks harga konsumen AS mencatat kenaikan sebesar 3,7 persen pada basis tahunan dibandingkan perkiraan 3,6 persen, dan naik sebesar 0,4 persen month to month (MtM) dibandingkan perkiraan 0,3 persen.

Fokus minggu ini disebut tertuju pada serangkaian pembicara Federal Reserve, serta data ekonomi AS lainnya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat 39 poin atau 0,25 persen menjadi Rp15.721 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.682 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp15.716 dari sebelumnya Rp15.709 per dolar AS.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah karena terjadi lonjakan permintaan aset "safe haven"
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024