Dinkes Gunungkidul mengimbau masyarakat terapkan hidup bersih cegah DBD

id DBD,Dinkes Gunungkidul,Gunungkidul

Dinkes Gunungkidul mengimbau masyarakat terapkan hidup bersih cegah DBD

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. (ANTARA/Sutarmi)

Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengimbau masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah nyamuk berkembang biak sehingga terhindar dari kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Kamis, mengatakan berdasarkan data yang masuk  kasus DBD dari Januari sampai saat ini sebanyak 220 kasus, dua orang diantaranya meninggal dunia.

"Kami mengimbau masyarakat menerapkan PHBS supaya terhindar dari penyakit, khususnya DBD," kata Dewi.

Ia mengatakan angka ini menurun dari tahun 2023 yang hanya 260 kasus dengan seorang meninggal dunia. Pasien meninggal sesuai standar operasional pelaksanaan dilakukan investigasi, kata dia, supaya kasus dapat ditangani dan tidak menyebar.

"Kami menerjunkan petugas untuk mengecek lokasi di mana warga yang kedapatan terkena DBD, sehingga bisa diantisipasi penyebarannya," kata Dewi.

Lebih lanjut Dewi mengingatkan masyarakat menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkala di lingkungan masing-masing.

Dinkes juga mengimbau masyarakat melakukan 3M plus yakni mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, plus hindari gigitan nyamuk antara lain dengan tidur memakai kelambu dan memakai obat nyamuk.

"Hal tidak kalah penting untuk mengantisipasi kasus DBD yakni menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan jika sakit segera ke fasilitas kesehatan," katanya.

Sementara itu Kepala RSUD Wonosari Heru Susilowati mengatakan sampai Selasa (27/2) RSUD Wonosari merawat 10 pasien DBD. Diakuinya angka ini meningkat sejak beberapa hari terakhir.

"Pasien DBD yang ditangani RSUD Wonosari terus meningkat," katanya.

Ia mengatakan penderita DBD sebagian besar merupakan anak-anak. Bahkan ruang perawatan anak sampai penuh.

"Ruang anak penuh, kemarin mau memasukkan pasien transfusi darah penuh karena pasien DBD dan pasien penyakit lain, sehingga dititipkan di bangsal lain," kata Heru.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024