Kemenag Sleman meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Katolik

id Penyelenggara Katolik Kemenag,Kemenag Sleman ,Pendidikan Agama Katolik ,Sleman

Kemenag Sleman meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Katolik

Kegiatan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Tingkat Menengah Kabupaten Sleman yang diselenggarakan Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Rabu (20/3/2024). ANTARA/HO-Kemenag Sleman

Sleman (ANTARA) - Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Tingkat Menengah kabupaten setempat, Rabu.

Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman CB Ismulyadi mengatakan guru merupakan profesi yang sangat kompleks, tidak pernah situasi yang dihadapi guru selalu sama.

"Guru menghadapi situasi dinamis, baik tentang kurikulum, metode dan siswa. Guru bertemu dengan para siswa berikut segala keunikan dan kekhasannya," katanya.



Menurut dia, pemahaman dan penyadaran tersebut bukan menjadi halangan bagi para guru untuk terus mengembangkan potensinya.

"Keberadaan peserta dengan segala dinamika justru menjadi peluang bagi guru untuk mengembangkan diri, baik dalam ranah profesi, kompetensi maupun personality. Guru menjadi pembelajar. Guru, pribadi yang terbuka dan rendah hati untuk menerima wawasan dan mengembangkan pengetahuan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, secara khusus bagi dan bersama para siswa," katanya.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Romo Paulus Erwin Sasmita Ph.D, Pr Staf dan psikolog Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, FX Siswo Murdwiyono MSi (Praktisi Hipnoterapi) dan Drs St Kartono MHum yang merupakan guru di SMA Kolese De Britto.

Romo Paulus Erwin Sasmita yang membawakan materi "Cura Personalis: Better Teacher! Better Education!", mengajak para guru berdialog tentang pengalaman pendampingan bersama para siswa.

Menurut Romo Erwin, Yesus, tidak hanya Nabi, bukan hanya disebut Tuhan, tetapi juga sekaligus seorang Guru.

"Sebagai seorang guru, Yesus mengenal betul para murid-murid-Nya. Dia mengajar, mendidik, dan mendampingi para murid-Nya yang awalnya biasa-biasa saja menjadi luar biasa," katanya.

Narasumber FX Siswo Murdwiyono yang merupakan praktisi hipnoterapi pada kesempatan tersebut mengajak para guru untuk menyelaraskan, pikirin mempengaruhi hidup manusia.

Menurut dia, Hipnoteaching merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan kekuatan pikiran bawah sadar. Sebagai landasannya adalah ilmu hipnosis, yaitu seni berkomunikasi seseorang, sehingga mengubah tingkat kesadarannya.

"Hipnoteaching yang dipelajari adalah teknik dan seni mengajar yang menggunakan sugesti-sugesti positif dengan cara mengubah gelombang otak pembelajaran semakin dipahami siswa, penuh antusias, kreatif dan efektif," katanya.

Sedangkan St Kartono dalam materi "Menjadi Guru Bagi Muridku", mengajak para guru untuk menelusur kesadaran menjadi pendidik.



"Mengapa bapak ibu bertahan sebagai guru Pendidikan Agama Katolik sampai saat ini? dan Demi siapa Bapak Ibu menjadi guru Pendidikan Agama Katolik?"," katanya.

Ia mengatakan para guru akan menemukan jatidiri sebagai pendidik yang baik ketika kita sungguh mencintai anak didik dan jujur ingin membantu mereka untuk berkembang dan maju," katanya.

Ia mengatakan tanpa cinta dan kepekaan terhadap anak didik, akan sulit untuk membantu mereka.

"Dengan semangat cinta, kita dapat mengadakan pendekatan kepada anak, mengerti situasinya dan dapat membantu secara tepat," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024