Bantul mulai sosialisasikan padat karya anggaran BKK bagi kelompok pekerja

id Padat karya infrastruktur ,Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ,Berdayakan pengangguran

Bantul mulai sosialisasikan padat karya anggaran BKK bagi kelompok pekerja

Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mulai melakukan sosialisasi kegiatan padat karya infrastruktur yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Tahun 2024 kepada kelompok pekerja yang menerima program tersebut.

"Untuk sosialisasi padat karya ke kelompok sudah kita mulai pada 22 April, dijadwalkan tahapan sosialisasi ke seluruh 300 lokasi padat karya selesai hingga 17 Mei 2024," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Istirul Widiastuti di Bantul, Selasa.

Dia menyebut 300 lokasi padat karya infrastruktur dari anggaran BKK 2024, yang setiap lokasi terdapat kelompok berjumlah 26 orang dan sebagian 52 orang, yang terdiri atas ketua kelompok, tukang, dan pekerja.

Dia mengatakan setelah sosialisasi padat karya selesai dilanjutkan distribusi material bahan bangunan ke lokasi, untuk kemudian nanti dua hari sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, dinas akan mengadakan cek material untuk memastikan kesiapan.

"Kegiatan fisik padat karya akan dilaksanakan secara serentak di 300 lokasi sekitar 10 Juni sampai dengan awal Juli, jadi pekerjaan dijadwalkan selama 21 hari kerja," katanya.

Dia menjelaskan kegiatan padat karya infrastruktur merupakan program tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul dalam rangka mengurangi pengangguran dan pemberdayaan keluarga miskin, setengah menganggur, atau belum memiliki pekerjaan tetap.

Kegiatan fisik padat karya berupa pembangunan jalan corblok, talud, dan saluran drainase, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas sarana prasarana di lingkungan perdesaan serta mendukung akses perekonomian masyarakat setempat.

Pada setiap awal pelaksanaan kegiatan padat karya, pihaknya sudah memberikan data keluarga miskin ke kelompok agar warga yang dimasukkan di pekerjaan harus dengan kriteria pengangguran, setengah penganggur, maupun warga miskin.

"Selama ini padat karya sudah menyerap 50 persen lebih data miskin, tetapi kalau kita mengacu pada data kemiskinan juga ada yang tidak bisa dilibatkan dalam padat karya, karena sudah lanjut usia, kemudian masih di bawah umur, sehingga ke depan kita perlu petakan lagi agar bisa maksimal menyerap warga miskin," katanya.