Rangkaian 14th UOB Painting of The Year, "The Art of Balance: Mengelola Seni dan Keuangan" digelar bareng seniman

id uob,seni

Rangkaian 14th UOB Painting of The Year, "The Art of Balance: Mengelola Seni dan Keuangan" digelar bareng seniman

Para seniman dan peserta diskusi seni rangkaian 14th UOB Painting of The Year bertajuk "The Art of Balance: Mengelola Seni dan Keuangan" yang diselenggarakan UOB di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta (ANTARA/HO-UOB)

Yogyakarta (ANTARA) - Diskusi seni dalam rangkaian event 14th UOB Painting of The Year bertajuk The Art of Balance: Mengelola Seni dan Keuangan yang diselenggarakan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Kamis (27/6).

Hadir sejumlah narasumber dalam diskusi itu Vera Margaret selaku Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Maya Rizano selaku Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia, Artist and Creative Director of Art Jog Heri Pemad dipandu dosen ISI Yogyakarta Suwarno Wisetrotomo. Beberapa alumni UOB Painting of The Year juga turut hadir.

Peserta diajak memahami lebih dalam mengenai literasi keuangan yang akan berguna dalam hal pengelolaan finansial dan pengenalan investasi yang lebih baik lagi. 

Rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan juga menjadi kendala bagi para seniman. Saat ini populasi pekerja seni dan kreatif Indonesia tercatat lebih dari 200 ribu

Vera Margaret selaku Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia mengatakan art management menjadi suatu kunci agar seni tetap hidup salah satunya dibuktikan oleh Art Jog yang bisa eksis hingga 17 tahun. 

"Tata kelola diperlukan di semua aspek termasuk bisnis dan seni supaya proses pertumbuhannya dapat terlihat," katanya.

Vera memandang setiap seni harus punya konsep. Karena konsep itulah yang menjadi nilai jual. Namun dari hasil pengamatannya, ketika pameran, hanya sekitar 30 persen seniman yang memberi harga. Padahal seni adalah investasi bahkan dihargai oleh dunia dan kolektor dengan nilai fantastis.

Sementara, Maya Rizano mengatakan UOB Painting of The Year merupakan sebuah perjalanan panjang dimana UOB terus aktif berpartisipasi untuk memberikan panggung kepada para seniman profesional maupun pendatang baru. 

"Melalui event ini kami ingin melahirkan seniman perupa baru dari Sabang sampai Merauke. Kompetisi ini terbuka bagi siapapun tidak hanya seniman tapi juga pecinta seni yang punya talenta di bidang seni lukis," ujarnya.

Menurut dia, event ini lebih dari sekedar kompetisi tapi juga menjadi ajang seniman dan pecinta seni untuk berkembang. Terlebih, UOB Painting of The Year sudah merambah tingkat internasional hingga Asia Tenggara. Sepanjang kurun 14 tahun ini sudah ada 6 pemenang yang menyabet juara hingga tingkat Asia Tenggara.

"Ini jadi kebanggaan bagi kami. UOB Painting of The Year juga bisa berdampak bagi anak-anak agar bisa mengapresiasi seni sejak dini. Langkah itu penting untuk mendukung identitas budaya bangsa Indonesia, sekaligus mewadahi dunia kreatif," katanya.

Dalam diskusi itu diungkap juga pengetahuan dasar dalam art management atau pengelolaan seni adalah hal yang sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar pekerja seni dan kreatif ke depannya dapat menjadi pemimpin organisasi seni yang bergerak dinamis, menghadapi perubahan dan lingkungan global.

Artist and Creative Director of Art Jog Heri Pemad memandang art management sebagai salah satu dampak dari karya kreativitas seniman.

"Art management itu dibutuhkan. Bagaimana kita menjadi semacam leader dalam menggerakkan ekosistem seni sehingga semua bisa teratur dan memberi dampak besar terutama dalam hal ekonomi," kata Heri.

Pada kesempatan itu, Heri juga menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan event tersebut yang dianggap sebagai bagian dari ekosistem seni.

Event itu diakui menjadi salah satu tolok ukur seniman untuk bisa mengukur dirinya melalui kompetisi. "Mudah-mudahan UOB Painting of The Year bisa terus berlanjut. Empat belas tahun itu bukan waktu yang singkat, bisa menjadi sebuah roadmap perjalanan karir seniman maupun perkembangan seni budaya itu sendiri," ujarnya.