Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengapresiasi petani cabai Padukuhan Gondang, Kalurahan Duwet, Suparno (54) yang berhasil menanam cabai di lahan seluas 500 meter persegi bisa panen 12 kali senilai Rp22 juta.
Suparno di Gunungkidul, Senin, mengatakan Kelompok Tani Sedyo Rukun, Gondang, telah menerima bantuan benih dalam bentuk sachet dan telah disemaikan dan ditumbuhkan bersama petani yang lain.
"Saya menanam kurang lebih 1.000 batang di lahan 500 meter persegi. Jenis cabai yang ditanam berupa cabai keriting," kata Suparno.
Ia mengatakan saat ini, tanamannya sudah berumur kurang lebih 50 hari setelah tanam, dan sudah mulai belajar berbuah.
Pada petik pertama menghasilkan kurang lebih 38 kilogram dengan harga Rp22 ribu per kg atau sekitar Rp800 ribu. Saat petik kedua diperkirakan mendapat 160 kg dengan harga Rp10 ribu per kg, harga tersebut dikarenakan petik hijau.
Suparno menambahkan jika dalam satu periode musim tanam cabai sekitar empat bulan dirinya bisa panen 12 kali, dengan puncak hasil pada petik 4, 5, 6 bisa mencapai hasil 200 kg lebih dari lahan 500 meter persegi miliknya.
"Kalau dikalkulasikan pendapatan selama musim tanam cabai empat bulan dengan 12 kali petik bisa mendapatkan lebih dari Rp20 juta sampai Rp22 juta dari lahan seluas 500 meter persegi dengan harga cabai yang baik seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, keberhasilan penanaman cabai, kunci yang dia lakukan antara lain dengan penggunaan kompos yang cukup, karena dirinya juga peternak ayam petelur tentunya ada kotoran ayam yang biasa diolah dengan fermentasi menjadi kompos.
Selain itu juga pemberian pupuk NPK cair setelah petik setiap minggunya, sehingga merangsang pembuahan cabai berikutnya, serta yang tidak kalah pentingnya adanya sumber air yang cukup.
Pada kesempatan tersebut Suparno juga mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah berupa pembangunan sumur irigasi tanah dalam di Gondang, Duwet sehingga para petani hortikultura bisa bertanam dengan hasil yang baik.
"Kelompok Tani Sedyo Rukun pada 2023 juga mendapatkan bantuan pemerintah pembangunan sumur irigasi tanah dalam lewat anggaran DAK fisik pertanian, sehingga petani bisa menanam padi dan hortikultura," katanya.
Sub Koordinator Sarpras Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Eni Wijayanah mengatakan perkembangan budi daya hortikultura di Gunungkidul meski terdampak El Nino di awal tahun namun komoditas ini masih menjadi andalan petani hortikultura Gunungkidul, tercatat pada Januari sampai dengan bulan Mei 2024 produksi cabai besar dan keriting di Gunungkidul mencapai 910 kuintal.
"Petani memanfaatkan lahan pertanian dan lahan kosong ditanami cabai," katanya.
Ia mengatakan dinas pertanian melaksanakan pendampingan kepada petani hortikultura.
"Kami sangat berkomitmen mendampingi petani supaya memanfaatkan lahan secara optimal supaya pendapatan petani meningkat," katanya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan Pemkab Gunungkidul sangat berkomitmen menjaga ketahanan pangan. Salah satunya di sektor hortikultura.
"Semoga Suparno menjadi inspirasi petani lain di Gunungkidul. Saat ini, petani harus inovatif dalam bertani supaya hasilnya maksimal," katanya.