Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta PDAM Tirta Handayani melakukan inovasi pencarian sumber mata air untuk mengatasi penurunan debit sumber mata air, salah satunya di Kalurahan Karang Tengah.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta di Gunungkidul, Rabu, mengatakan Kali Oya hingga di pusat sumber mata air yang debitnya 21 liter per detik, sekarang tinggal beberapa liter per detik.
"Kami sedang mencari solusi, termasuk mengambil air dari titik lain yang berdekatan," kata Sunaryanta saat meninjau lokasi sumber mata air di Karang Tengah.
Ia mengatakan dampak hidrometeorologi ini cukup mengkhawatirkan ketersediaan air bersih bagi masyarakat di wilayah itu.
"Kami bersama PDAM akan memetakan potensi air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
PDAM dan pemerintah daerah berharap masyarakat lebih bijak dalam menggunakan air, mengingat kapasitas sumber air yang terbatas.
"Upaya perbaikan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh warga di Karang Tengah, Wonosari, dan sekitarnya," katanya.
Direktur PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharta mengatakan bahwa mereka sedang berupaya mengatasi masalah ini.
"Kami sedang berusaha mengembalikan debit air dengan memanfaatkan air yang tidak masuk ke grup setting," katanya.
Toto menerangkan penurunan debit air tersebut berdampak pada kualitas layanan air bersih. Namun satu upaya sudah dilakukan dengan pemanfaatan sumber air Bunder.
"Mulai hari ini, kami akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat," kata Toto.
Ia mengatakan selama satu bulan terakhir, distribusi air di Karang Tengah dan sekitarnya terganggu, dan PDAM berkomitmen untuk segera memperbaiki situasi ini.
"Penurunan debit air ini diduga akibat perubahan iklim dan penggunaan sumber air yang tidak terkendali," kata Toto.
Sementara itu, salah satu warga Karang Tengah Paiyo mengatakan warta Karang Tengah, Wonosari dan sekitarnya merasakan gangguan pelayanan air bersih akibat menurunnya debit air yang signifikan dari sumber mata air Gempor di wilayah tersebut.
Ia mengatakan debit air yang dulu besar kini telah berkurang drastis. Mata air ini menjadi salah satu sumber yang dimanfaatkan PDAM Tirta Hanyani.
"Dulu airnya besar, sekarang sudah berkurang. Kami mohon pada Direktur PDAM untuk merawat dan mengoptimalkan sumber air ini agar kesejahteraan masyarakat terjamin," katanya.
Paiyo mengatakan kemungkinan penyebab penurunan debit air, banyaknya pengeboran sumur bor yang dilaksanakan oleh warga serta banyaknya air yang tidak masuk ke bak sentral milik PDAM hingga air terbuang sia sia.
"Dulu saat debit masih besar air sampai keluar dari pipa ini," kata Paiyo.
Berita Lainnya
IDI bagikan penanganan dan pengobatan yang tepat untuk penyakit strabismus atau mata juling
Kamis, 21 November 2024 10:48 Wib
IDI bagikan cara perawatan dan pengobatan tepat atasi sindrom mata kering
Kamis, 21 November 2024 10:28 Wib
Beijing sebut AS melakukan kegiatan mata-mata tapi malah tuduh negara lain
Selasa, 29 Oktober 2024 5:35 Wib
Presiden Jokowi jengkel kemenangan di depan mata timnas Indonesia sirna
Jumat, 11 Oktober 2024 16:24 Wib
Wabup Sleman sebut pendidikan kunci memutus mata rantai kemiskinan
Selasa, 3 September 2024 16:12 Wib
Wapres tegaskan perempuan dan anak berperan putus mata rantai terorisme di Indonesia
Senin, 19 Agustus 2024 17:06 Wib
Kemendikbudristek beberkan skema pilihan mata pelajaran pascapenghapusan jurusan SMA
Jumat, 2 Agustus 2024 10:28 Wib
Anak menatap layar lama dapat sebabkan mata kering
Rabu, 31 Juli 2024 7:30 Wib