Yogyakarta (ANTARA) - Mual dan pusing merupakan keluhan yang kerap dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester pertama. Gejala ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor pemicunya adalah perubahan hormon yang terjadi secara drastis dalam tubuh. Di Indonesia, prevalensi ibu hamil yang mengalami keluhan ini diperkirakan berkisar antara 0,5 persen hingga 2 persen.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), salah satu organisasi kesehatan terkemuka yang peduli terhadap masyarakat, terus berkomitmen memberi edukasi dan solusi untuk permasalahan kesehatan ibu hamil, termasuk gejala mual dan pusing.
Melalui situs resminya di https://pafikabupatenkerinci.org, PAFI tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas layanan farmasi, tetapi juga memperjuangkan kesejahteraan para anggotanya di seluruh Indonesia.
Baca juga: Bahaya diabetes gestasional pada ibu hamil, PAFI berikan edukasi dan solusi pengobatan
Berikut beberapa penyebab umum mual dan pusing selama kehamilan menurut PAFI:
Perubahan Hormonal
Kenaikan kadar hormon seperti hCG dan estrogen membantu perkembangan kehamilan, namun bisa berdampak pada sistem pencernaan dan pusat pengatur mual di otak. Hormon tersebut juga membuat pembuluh darah melebar, yang menyebabkan penurunan tekanan darah dan rasa pusing.
Kekurangan Cairan
Mual dan muntah yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi. Saat tubuh kehilangan cairan, tekanan darah turun dan oksigen ke otak berkurang, memicu pusing dan kelelahan.
Tekanan Darah Rendah
Pelebaran pembuluh darah selama hamil sering menyebabkan tekanan darah menjadi lebih rendah. Bumil yang berdiri terlalu cepat atau berganti posisi tiba-tiba rentan mengalami pusing.
Stres dan Kelelahan
Perubahan fisik dan tekanan emosional selama kehamilan sering membuat bumil merasa letih. Jika tidak diimbangi dengan istirahat cukup, gejala mual dan pusing bisa makin parah.
Kurang Istirahat dan Anemia
Kurangnya tidur dan kadar zat besi yang rendah dapat memicu anemia. Kondisi ini menyebabkan suplai oksigen ke otak menurun dan membuat ibu hamil merasa pusing, lemah, serta mudah lelah.
Baca juga: Kenali penyebab gangguan paranoid pada anak, PAFI tawarkan solusi pengobatan
Rekomendasi obat yang aman untuk Bumil
PAFI juga memberikan informasi obat yang bisa digunakan untuk meredakan mual dan pusing pada bumil, tentunya dengan pengawasan dari apoteker:
Paracetamol: Aman untuk pereda pusing dengan dosis 500–1000 mg per dosis, maksimal 4000 mg per hari.
Diphenhydramine: Obat antihistamin ini bisa mengurangi mual dan membuat ngantuk. Dosis umum 25–50 mg, hanya boleh digunakan atas anjuran tenaga farmasi.
Metoclopramide: Membantu pengosongan lambung, cocok untuk mengurangi mual. Dosis 5–10 mg/hari, tetap perlu pengawasan karena bisa menimbulkan efek samping.
Pyridoxine (Vitamin B6): Efektif untuk mengurangi frekuensi mual. Dosis umum 10–25 mg per hari. Kombinasi vitamin ini dengan doxylamine telah disetujui FDA untuk ibu hamil.
Tidak hanya obat, mengonsumsi teh hangat juga bisa menjadi alternatif alami yang menenangkan.
PAFI menyarankan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan apoteker sebelum mengonsumsi obat apa pun selama kehamilan dan informasi serta layanan farmasi gratis lainnya, kunjungi https://pafikabupatenkaur.org melalui ponsel Anda.
Baca juga: Kenali penyebab dehidrasi berat, PAFI berikan informasi pengobatan