Kenali penyebab telat haid yang sering terjadi, PAFI tawarkan solusi pengobatan

id menstruasi,telat menstruasi,haid,gangguan, obat, gejala,penyebab, cara, tips,pafi

Kenali penyebab telat haid yang sering terjadi, PAFI tawarkan solusi pengobatan

Telat menstruasi atau haid merupakan kondisi umum. Namun, beberapa kasus keterlambatan haid perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya gangguan medis. ANTARA/Ist

Yogyakarta (ANTARA) - Masalah kesehatan yang kerap dialami oleh remaja hingga wanita dewasa salah satunya adalah telat menstruasi atau haid. Meski kondisi ini tergolong umum, beberapa kasus keterlambatan haid perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya gangguan medis.

Beragam faktor dapat memicu telat haid, mulai dari stres, pola hidup yang tidak seimbang, hingga kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS). Berdasarkan data, prevalensi keterlambatan haid atau siklus menstruasi yang tidak teratur berkisar antara 5 hingga 35,6 persen.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), melalui situs resminya di https://pafimagelangkota.org, merupakan salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia yang memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. PAFI juga berperan aktif dalam pengembangan profesi farmasi serta peningkatan kualitas layanan kesehatan di tanah air.

Sebagai bentuk kepeduliannya, PAFI secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai penyebab telat haid yang sering terjadi. Tak hanya itu, PAFI juga menyediakan informasi terkait pengobatan dan rekomendasi obat yang aman dikonsumsi bagi para wanita yang mengalaminya.

Baca juga: Keputihan tak normal saat hamil, Ini penjelasan dan solusi dari PAFI

Apa saja faktor penyebab terjadinya telat haid yang sering terjadi?

Pada umumnya, telat haid adalah kondisi ketika menstruasi tidak muncul sesuai dengan jadwal biasanya. Siklus menstruasi normal biasanya berkisar antara 21 hingga 35 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir hingga haid berikutnya. Jika menstruasi tidak muncul setelah melewati rentang ini, maka dapat dikatakan sebagai telat haid. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya telat haid yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Stres dan cemas berlebihan
Stres dan cemas dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon yang terkait dengan siklus menstruasi seperti estrogen dan progesteron. Ketika tubuh mengalami stres, produksi hormon kortisol meningkat. Kortisol dapat mengganggu fungsi hipotalamus, bagian otak yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, siklus menstruasi dapat menjadi tidak teratur atau telat.

2. Perubahan berat badan
Penurunan maupun peningkatan berat badan secara signifikan dapat mempengaruhi hormon reproduksi. Ketika berat badan berubah, tubuh mungkin mengalami perubahan dalam kadar lemak, yang berdampak pada produksi estrogen. Estrogen adalah hormon penting dalam mengatur siklus menstruasi. Jika kadar estrogen tidak stabil, maka siklus menstruasi dapat terganggu.

3. Adanya sindrom ovarium polikistik (PCOS)
PCOS adalah kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon, terutama antara estrogen dan androgen. Kondisi ini sering kali mengakibatkan menstruasi tidak teratur atau telat haid karena ovarium tidak melepaskan telur secara teratur. PCOS juga dapat menyebabkan gejala lain seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas.

4. Kondisi medis lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan gangguan menstruasi atau telat haid adalah adanya kondisi medis seperti diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan menyebabkan telat haid. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan pembuluh darah, yang pada akhirnya mempengaruhi fungsi ovarium dan produksi hormon reproduksi.

Baca juga: Anyang-anyangan ganggu kehamilan? Ini tips aman dari PAFI

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gangguan menstruasi atau telat haid?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari telat haid. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gangguan menstruasi atau telat haid serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Gonadotropin
Gonadotropin adalah obat yang dapat membantu mengatasi telat menstruasi dengan merangsang ovarium melepaskan sel telur. Contoh gonadotropin termasuk hCG (human chorionic gonadotropin), FSH (follicle-stimulating hormone), dan GnRH agonist.

2. Metformin
Metformin dapat membantu mengatasi telat haid yang disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS). Metformin dapat membantu menyeimbangkan hormon androgen dan estrogen, serta mengatur siklus menstruasi.
3. Clomid
Clomid adalah obat yang umum digunakan untuk mengatasi masalah ovulasi dan membantu meningkatkan peluang kehamilan dengan menjadikan siklus menstruasi lebih teratur. Clomid bekerja dengan merangsang pelepasan hormon yang memicu ovulasi.
4. Menses
Menses adalah obat terakhir yang diresepkan oleh apoteker. Menses termasuk obat tradisional yang digunakan untuk membantu melancarkan haid dan meredakan nyeri saat menstruasi. Dosisnya cukup 2 kapsul, diminum 3 kali sehari.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengobati telat haid adalah minum banyak air putih serta pola makan yang seimbang. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai. Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi https://pafilangsakota.org melalui smartphone Anda.

Baca juga: Bahaya diabetes gestasional pada ibu hamil, PAFI berikan edukasi dan solusi pengobatan

Baca juga: Ibu hamil wajib tahu 5 penyebab utama mual-pusing dan cara atasinya menurut PAFI

Baca juga: Kenali penyebab dehidrasi berat, PAFI berikan informasi pengobatan