Yogyakarta (ANTARA) - Pelatih Malut United Imran Nahumarury, memberikan apresiasi tinggi atas dukungan luar biasa yang diberikan oleh para pendukung setia timnya sepanjang gelaran Liga 1 di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate.
Menjelang laga kandang terakhir musim ini melawan PSIS Semarang, Imran mengungkapkan bahwa bagi dirinya, penghargaan tertinggi adalah kebahagiaan masyarakat Maluku Utara, bukan sekadar gelar pribadi.
"Bagi saya, gelar pribadi itu tidak penting. Hal yang utama adalah bisa melihat masyarakat Maluku Utara gembira dan tersenyum, serta merasakan euforia. Situasi tersebut menjadi penghargaan tertinggi bagi saya, terima kasih untuk kalian semua," ujar Imran dengan penuh rasa terima kasih pada Kamis (15/5) di Ternate.
Imran melanjutkan bahwa dukungan tak kenal lelah dari masyarakat Maluku Utara, baik dalam kondisi baik maupun sulit, telah memberikan energi positif bagi timnya.
Malut United berharap, pertandingan kandang terakhir di Stadion Gelora Kie Raha, yang akan digelar pada Jumat (16/5) pukul 19.00 WIB, akan kembali didukung penuh oleh para supporter setia mereka.
Baca juga: Rekor 112 hari tidak terkalahkan patah, Malut United akui ketangguhan PSM
Imran juga mengingatkan timnya untuk tidak meremehkan lawan yang akan mereka hadapi. PSIS Semarang, meski saat ini berada di posisi terbawah klasemen Liga 1, tetaplah tim yang berbahaya.
Imran menilai, bertemu tim yang tidak memiliki beban, seperti PSIS yang berada di zona degradasi, akan lebih sulit dibandingkan melawan tim yang sudah aman di liga.
"PSIS Semarang tetaplah tim yang tak bisa dianggap remeh, menghadapi tim nothing to lose akan lebih sulit dibanding tim yang posisinya sudah aman di liga," kata Imran menjelang laga tersebut.
PSIS yang kini terpuruk di posisi ke-18 klasemen dengan 25 poin, tertinggal tujuh angka dari Semen Padang yang berada di zona aman, memang tengah berada dalam tekanan besar.
Baca juga: LIB kecam aksi rasisme terhadap pemain Malut United Yance dan Yakob Sayuri
Laskar Mahesa Jenar, yang dilatih oleh Muhammad Ridwan, tercatat tidak pernah menang dalam lima pertandingan terakhirnya (4 kekalahan, 1 hasil imbang).
Meski demikian, Imran memastikan timnya sudah mempersiapkan diri dengan maksimal, melalui latihan intensif dalam beberapa hari terakhir.
"PSIS merupakan tim dengan sejarah yang bagus. Saya pastikan para pemain siap 100 persen untuk pertandingan besok. Mereka harus tampil all out," tambah Imran.
Sementara itu, Wahyu Prasetyo, pemain Malut United, turut menyoroti ancaman yang mungkin datang dari PSIS. Meskipun timnya tengah bersaing ketat di papan atas, dengan peringkat keempat dan 53 poin, Wahyu sadar bahwa PSIS akan tampil lepas tanpa tekanan.
"Situasi mereka saat ini akan membuat para pemain PSIS tampil lepas. Kondisi tersebut menjadi ancaman bagi kami karena mereka akan berusaha mengalahkan Malut," ujar Wahyu, yang juga pernah memperkuat PSIS.
Baca juga: Persib gagal segel juara Liga 1, ditumbangkan Malut United
Setelah kekalahan 2-3 dari PSM Makassar pada pekan lalu, yang memutuskan rekor 13 pertandingan tak terkalahkan, Wahyu menyatakan timnya sudah belajar dari kesalahan tersebut dan siap kembali ke jalur kemenangan.
"Kami sudah mempelajari kesalahan pada laga sebelumnya dan melakukan persiapan dengan menu latihan dari tim pelatih. Para pemain siap 100 persen untuk pertandingan melawan PSIS," lanjutnya.
Laga ini juga akan menjadi pertandingan terakhir bagi Malut United di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, musim ini.
"Memainkan laga kandang terakhir musim ini membuat kami para pemain termotivasi untuk terus memenangi laga dan membuat masyarakat Maluku Utara bangga," kata Wahyu, menutup pernyataannya dengan semangat tinggi.
Baca juga: PSIS Semarang bawa kekuatan penuh hadapi Malut United di Ternate