Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan semua unsur tanggap bencana mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga komunitas relawan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus mampu mengidentifikasi bencana dan meningkatkan peringatan dini.
"Dengan demikian, dapat meminimalisir faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan bencana, serta memperkuat kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam penanggulangan bencana," kata Bupati Halim di Kabupaten Bantul, Senin.
Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana, Pemkab Bantul telah menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana, menindaklanjuti Surat Edaran Mendagri tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, juga bentuk kesadaran Bantul sebagai wilayah dengan banyak potensi bencana.
"Kita juga harus cerdas dan inovatif dalam membangun dan menciptakan budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkatan," katanya.
Bupati Halim menyoroti paradigma baru tentang penanggulangan bencana di depan seluruh unsur tanggap bencana, paradigma tersebut merupakan upaya untuk memastikan bahwa pengurangan risiko atau mitigasi bencana merupakan prioritas yang tak bisa ditawar.
"Dari yang bersifat responsif menjadi preventif, dari yang bersifat sektoral menjadi multisektoral, dari yang bersifat inisiatif pemerintah, menjadi tanggung jawab bersama," katanya.
Bupati Halim juga menekankan semua pihak dan unsur tanggap bencana di Bantul senantiasa awas dan bersiaga terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana yang akan terjadi.
"Seperti yang baru saja terjadi, ada kejadian longsor di Imogiri dan Dlingo. Maka kami tetapkan masa tanggap darurat bencana sejak 21 November sampai 5 Desember 2025. Kalau nanti ternyata dalam waktu 14 hari tersebut dirasa belum cukup, kita perpanjang lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bantul Mujahid Amirudin mengatakan, dalam apel Kesiapsiagaan Bencana yang digelar pada Minggu (23/11), para relawan juga melaksanakan uji ketangkasan.
Dengan demikian, kata dia, tidak hanya peralatan kebencanaan saja yang berfungsi dengan baik, namun teknis dan operasional di lapangan dari para relawan juga dapat dilakukan dengan baik.
"Pada apel Kesiapsiagaan Bencana tersebut kita pastikan alat-alat kita ready, layak pakai. Ada uji ketangkasan untuk relawan juga karena biar bagaimana pun, teknis di lapangan ada di tangan mereka. Alat siap, SDM (sumber daya manusia) juga siap," katanya.
