Pemkab Bantul bangun jembatan darurat di wilayah terdampak longsor Imogiri

id Pemkab Bantul ,Jembatan darurat ,Tanah longsor Imogiri

Pemkab Bantul bangun jembatan darurat di wilayah terdampak longsor Imogiri

Tebing Sungai Oya longsor yang berdampak jalan utama Pedukuhan Wunut dan Sompok Desa Sriharjo Imogiri putus usai hujan deras beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Kominfo Bantul

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta membangun jembatan darurat dengan menggunakan bambu guna penanganan sementara akses jalan yang putus, karena dampak tebing Sungai Oya yang longsor di pedukuhan Srikeminut, Desa Sriharjo, Imogiri.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Mujahid Amrudin di Bantul, Senin, mengatakan sudah melakukan rapat koordinasi mengenai penanganan fisik maupun nonfisik, untuk fisik, di antaranya jembatan darurat agar bisa dilalui masyarakat di sekitar lokasi.

"Untuk penanganan konstruksi ini sudah dikoordinasikan minggu kemarin, dan hari ini sudah ada rencana untuk pembangunan jembatan darurat yang dari bambu," katanya.

Jembatan darurat dari bambu itu bersifat sementara agar masyarakat yang berada di pedukuhan Wunut dan Sompok Desa Sriharjo bisa melintas, mengingat akses jalan satu-satunya di wilayah tersebut putus akibat tebing Sungai Oya longsor pada Jumat (21/11).

Pembangunan jembatan darurat tersebut menjadi salah satu langkah penanganan pada masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang ditetapkan Pemkab Bantul, sejak 21 November sampai 5 Desember 2025.

"Sehingga, nanti ada upaya lagi secara simultan untuk penanganan permanen terhadap akses jalan yang longsor, dan nanti juga secara simultan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Bantul," katanya.

Dia mengatakan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) juga melakukan pengerukan sedimentasi yang berada di sebelah selatan tebing Sungai Oya yang longsor tersebut.

"Kemudian, yang non-fisik, kita sudah melakukan koordinasi dengan relawan, juga kepentingan logistik untuk pengungsi. Kemudian, untuk yang jembatan darurat dari bambu ini sudah mulai dilakukan oleh teman teman DPUPKP," katanya.

Mujahid mengatakan masa tanggap darurat banjir dan longsor yang akan berakhir pada 5 Desember dan pada 4 Desember 2026 dilakukan evaluasi mengenai pembangunan jembatan darurat dari bambu guna menjadi pertimbangan perpanjangan masa tanggap darurat.

"Kalau rencananya jembatan bambu selesai dalam waktu satu minggu, setelah itu penanganan permanen, kalau misalnya di lapangan belum selesai bisa jadi kita perpanjang masa tanggap daruratnya, tapi nanti kita koordinasi setelah tanggal 4 Desember, jadi pada 4 Desember kita evaluasi," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.