Jogja (Antara Jogja) - Pagelaran seni kolaborasi dan sarasehan lintas budaya yang berlangsung di Candi Kimpulan, Kompleks Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Selasa, menunjukkan semangat inklusivitas perguruan tinggi swasta itu.
"Semangat inklusivitas Universitas Islam Indonesia (UII) tidak hanya ditunjukkan melalui kegiatan akademis, tetapi juga tampak dalam kegiatan kesenian dan kebudayaan," kata Wakil Rektor III UII Bachnas.
Menurut dia, setelah menggelar simposium internasional tentang perlindungan benda cagar budaya, kini UII terlibat dalam pagelaran seni kolaborasi dan sarasehan lintas budaya.
"Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama antara UII dengan Komunitas Padepokan Lemah Putih dan Kalanari Theatre Movement itu diikuti oleh para penggiat seni, akademisi, dan budayawan dari berbagai daerah dan lintas negara," katanya.
Ia mengatakan dipilihnya Perpustakaan UII sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan karena perpustakaan tidak hanya dipandang sebagai pusat penyimpanan ilmu pengetahuan tetapi juga sumber kegiatan kreatif dalam penciptaan ilmu dan seni.
"Tidak hanya para peneliti, pustakawan atau mahasiswa, tetapi juga seniman maupun masyarakat umum diharapkan mampu menghidupkan perpustakaan untuk mendorong kreativitas dalam penciptaan ilmu dan kesenian yang punya nilai-nilai berbudaya masa kini dan masa depan keindonesiaan," katanya.
Selain itu, keberadaan Candi Kimpulan sebagai panggung utama pertunjukan juga sekaligus menunjukkan semangat inklusivitas UII yang membawa visi rahmatan lil alamin.
"Oleh karena itu, peninggalan budaya dan seni hendaknya tetap terpelihara dan saling berpadu sebagai wujud identitas bangsa. Kami berharap para pengunjung dapat mengambil hikmah dan filosofi dari penyelenggaraan acara di Candi Kimpulan tersebut," katanya.
Menurut dia, Perpustakaan UII yang bersanding dengan Candi Kimpulan merupakan satu keragaman unik yang mengandung nilai filosofis kebudayaan masa lalu yang terus berinteraksi dengan nilai Islam yang kekinian.
Direktur Komunitas Padepokan Lemah Putih Suprapto Suryodarmo mengatakan pihaknya memberikan apresiasi atas keterbukaan UII selama penyelenggaraan acara.
"Sikap UII yang mau merengkuh dan peduli atas peninggalan budaya maupun seni layak mendapat apresiasi dan contoh bagi institusi pendidikan di Indonesia. Kami berharap acara semacam itu dapat menjembatani dialog antara komunitas seni, sejarah, dan pendidikan," katanya.
Pada kegiatan itu para seniman dan budayawan menampilkan berbagai pertunjukan. Para penampil yang unjuk kebolehan di antaranya Seni Shalawatan dari Pesantren Al Qodir Cangkringan, kolaborasi antara seniman Mugiyono Kasido, Marvel, dan Johan Dhaese dari Belgia.
Selain itu, juga tampil seniman asal Yogyakarta Landung Simatupang serta seniman Venezuela, Inggris, dan Amerika Serikat. Meskipun di tengah guyuran hujan, para seniman tetap menampilkan pertunjukannya.
(B015)
Berita Lainnya
Pasar seni di Boyolali, Jateng, tunjukkan eksistensi para seniman daerah
Kamis, 25 April 2024 17:30 Wib
Pelajar asing-Indonesia kembangkan seni tari
Sabtu, 20 April 2024 6:22 Wib
Sleman mengggelar seni budaya di Kaliurang tingkatkan kunjungan wisatawan
Sabtu, 13 April 2024 10:14 Wib
Pameran seni "Cover Up" gunakan APK bekas
Sabtu, 30 Maret 2024 20:20 Wib
Selama Ramadhan, Cinta Laura tetap produktif di bidang seni
Kamis, 28 Maret 2024 7:37 Wib
Mahasiswa UIN Saizu lestarikan seni tradisional agar tak punah
Rabu, 27 Maret 2024 9:46 Wib
Suku Amugme memiliki kekayaan sastra lisan
Selasa, 26 Maret 2024 5:27 Wib
Smesco edukasi seni lukis untuk kemandirian seniman tuli
Selasa, 19 Maret 2024 5:38 Wib