Sleman (Antara Jogja) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan kawasan urban memiliki potensi paling besar terjadi bencana angin kencang dan puting beliung.
"Kawasan di antara pertemuan suhu udara perkotaan dengan wilayah yang lebih banyak vegetarian di perdesaan merupakan wilayah urban yang rawan terjadi angin kencang maupun puting beliung," kata staf Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Indah Retno Wulan, Rabu.
Menurut dia, kondisi cuaca di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini masih berpotensi terjadi angin kencang dan puting beliung hingga memasuki awal musim kemarau nanti pada pertengahan April hingga awal Mei.
"Angin kencang dan puting beliung masih mengancam, terutama di kawasan-kawasan urban, yaitu di daerah yang ada pertemuan antara suhu perkotaan dengan di perdesaan," katanya.
Ia mengatakan wilayah perkotaan suhunya lebih panas akibat penguapan yang cukup tinggi, karena di perkotaan lebih banyak jalan aspal dan pembangunan gedung.
"Sementara suhu berbeda terjadi di perdesaan yang masih banyak vegetariannya. Di tengahnya adalah kawasan urban, pertemuan antara kedua suhu tersebut," katanya.
Indah mengatakan bencana angin kencang dan puting beliung biasanya terjadi pada siang hingga petang. Kecepatan angin bisa mencapai 45 hingga 50 kilometer per jam.
"Kecepatan angin meningkat dibanding kondisi cuaca normal, yaitu antara 35 sampai 45 kilometer per jam. Sedangkan untuk puting beliung bisa mencapai 60 kilometer per jam. Namun, durasinya tidak begitu lama," katanya.
Ia mengatkan tidak hanya puting beliung dan angin kencang saja, selama musim hujan saat ini masih berlangsung juga perlu diwaspadai hujan lebat dengan intensitas yang tinggi namun durasinya tak berlangsung lama.
"Hujan deras dengan durasi yang singkat, serta banjir yang menyebabkan genangan-genangan air juga perlu diwaspadai," katanya.
Bencana angin kencang sendiri, dalam beberapa hari ini masih memang masih terjadi di DIY, salah satu titiknya yaitu di Desa Umbulsari Atas dan Umbulsari Bawah, Prambanan, Sleman.
Belasan pohon tumbang akibat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.00 sampai 14.00 WIB, Selasa (3/3). Ada belasan pohon yang tumbang," kata salah satu relawan dari komunitas Relawan Induk Indonesia (Relindo) Kalasan Bertha Purnama.
Bertha mengatakan, meski ada pohon tumbang dengan diameter sekitar 30 sentimeter menimpa rumah warga, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Atap gentengnya yang rusak dan langsung dievakuasi teman-teman relawan, dan sekarang sudah diserahkan kembali kepada warga setempat," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
38 rumah warga rusak diterjang angin kencang
Jumat, 19 April 2024 20:40 Wib
Hujan dan angin kencang terpa Jaksel-Jaktim
Senin, 15 April 2024 5:58 Wib
Hujan guyur DKI Jakarta
Sabtu, 13 April 2024 5:26 Wib
Hujan lebat terpa sejumlah wilayah Indonesia
Rabu, 27 Maret 2024 9:51 Wib
Hujan lebat dan ekstrem guyur Indonesia
Selasa, 26 Maret 2024 7:02 Wib
Cuaca ekstrem rusakkan 45 rumah di Semarang, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 20:41 Wib
Hujan lebat guyur Indonesia
Senin, 18 Maret 2024 8:24 Wib
Wabup Gunungkidul mengimbau masyarakat waspadai hujan lebat disertai angin
Jumat, 15 Maret 2024 19:52 Wib