Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggandeng bintara pembina desa TNI untuk melarang perburuan predator tikus yang kini marak dilakukan masyarakat setempat.
"Kalau misalnya mantri tani atau petugas penyuluh lapangan kami diminta untuk melarang perburuan liar itu kurang berani, tapi kalau tentara lebih tepat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan di Bantul, selasa.
Menurut dia, diakui maraknya per buruan binatang predator seperti burung hantu dan ular mengakibatkan serangan hama tikus di areal persawahan di wilayah Bantul seperti di sebagian wilayah Sedayu kembali merebak.
Oleh sebab itu, pihaknya menggagas larangan perburuan satwa liar khususnya ular dan burung hantu dengan bekerja sama dengan babinsa yang berada dibawah naungan TNI, supaya kebijakan larangan itu lebih efektif.
"Saat ini di wilayah perbatasan Sedayu Bantul dengan Kabupaten Sleman, hama tikus merebak dan menyerang lahan pertanian, melihat nasib para petani yang sangat dirugikan ini, kami ingin membantu mereka," katanya.
Partogi mengatakan, selain akan mengeluarkan larangan perburuan liar predator tikus, pihaknya sudah mencoba membuat sejumlah rubuha (rumah burung hantu) di lokasi-lokasi sekitar persawahan yang marak serangan hama tikus.
"Kami sudah mencoba bagaimana menarik burung hantu supaya ada di rubuha-rubuha dan tidak pindah ke tempat lain, sehingga diharapkan burung hantu di sekitar sawah bertambah," katanya.
Sementara itu, Partogi mengatakan, dari pemetaan yang dilakukan PPL Bantul, wilayah Sedayu merupakan salah satu daerah yang paling banyak mengalami serangan tikus, karena terdapat rel kereta api yang disinyalir sebagai sarang tikus.
Bahkan, setidaknya ada lahan pertanian seluas 14,5 hektare di lokasi itu selalu jadi langganan serangan hama tikus, sehingga petani sering melakukan gropyokan menangkap tikus dan memasang jebakan tikus.
"Kami sudah memasang lima sampai enam perangkap tikus dengan plastik-plastik yang dipasang di pematang sawah, hasilnya sudah ribuan tikus yang masuk ke dalam perangkap dan ditangkap petani," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Jika bisnis di RI, PJI asing harus gandeng PJI lokal
Kamis, 11 April 2024 5:47 Wib
Bawaslu Bantul menggandeng bank BUMD kelola anggaran Pilkada 2024
Jumat, 5 April 2024 19:18 Wib
SGM Family Yummi Nutri gandeng komunitas dalam Community Bazaar Ramadan
Senin, 1 April 2024 23:24 Wib
Sleman gandeng pelaku UMKM gelar Pasar Takjil Kaliurang #3
Kamis, 28 Maret 2024 12:05 Wib
BRIN-pemda cari solusi sampah yang meningkat
Sabtu, 16 Maret 2024 19:05 Wib
Muhammadiyah gandeng Danone Indonesia tingkatkan kesejahteraan komunitas pemulung di TPA Piyungan
Jumat, 1 Maret 2024 2:14 Wib
WeTV gandeng RTV tayangkan "CHUANG Asia: Thailand"
Jumat, 2 Februari 2024 18:26 Wib
Flypower gandeng pebulu tangkis Denmark
Selasa, 23 Januari 2024 5:28 Wib