Jogja (Antara) - SMA Negeri 2 Yogyakarta memilih memanfaatkan teknologi informasi untuk menggelar pemilihan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah yaitu dengan mekanisme e-voting.
"Kegiatan ini harus diapresiasi dan sekaligus membuktikan bahwa Kota Yogyakarta mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk pemilihan, meskipun saat ini skalanya adalah pemilihan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta, Wawan Budianto yang memberikan pendampingan di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Wawan, KPU Kota Yogyakarta telah bekerja sama dengan SMA Negeri 2 Yogyakarta selama lima tahun terakhir untuk pelaksanaan pendidikan demokrasi, salah satunya pemilihan pengurus OSIS atau lebih sering disebut Pemilos.
Ia mengatakan, pemanfaatan �e-voting� untuk pemilihan OSIS oleh SMA Negeri 2 Yogyakarta baru dilakukan pertama kalinya di Indonesia.
"Semua perangkat dan kebutuhan untuk melaksanakan e-voting dipenuhi oleh sekolah sendiri. Semua adalah hasil kreativitas siswa," katanya.
Sementara itu, perancang aplikasi sistem e-voting SMA Negeri 2 Yogyakarta Aushaf Fakhri mengatakan hanya membutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk merampungkan aplikasi pemilihan secara elektronik itu.
Ia mengatakan, membangun basis data pemilih terlebih dulu yang didasarkan pada nomor induk siswa (NIS) dan kemudian meminta seluruh siswa mendaftar ulang agar memperoleh password yang unik.
"Di dalam bilik suara, pemilih tinggal memasukkan NIS dan password dan akan muncul kandidat yang akan dipilih. Tinggal klik pada pilihan yang diinginkan dan suara akan langsung masuk ke sistem," katanya.
Ia menjamin, suara yang diberikan pemilih tetap aman dan rahasia karena setiap password unik dan hanya bisa digunakan satu kali.
Sistem, lanjut dia, akan langsung menghitung suara yang masuk sehingga hasil pemilihan dapat segera diketahui.
Sementara itu, Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMA Negeri 2 Yogyakarta Listiyarni mengatakan, sistem e-voting sangat mengurangi kebutuhan kertas.
"Ada sekitar 900 siswa yang memiliki hak pilih. Jika menggunakan metode konvensional, maka akan membutuhkan banyak kertas. Tetapi dengan sistem ini tidak lagi dibutuhkan kertas suara," katanya.
Ia mengatakan, tidak menyediakan dana khusus untuk pelaksanaan pemilihan dengan sistem �e-voting� karena seluruhnya dikerjakan siswa, termasuk perangkat laptop menggunakan milik petugas pemilihan dan sekolah sudah memiliki jaringan internet.
(E013)
Berita Lainnya
Indonesia raih dua sertifikat inskripsi warisan budaya dunia UNESCO
Jumat, 26 April 2024 5:57 Wib
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib