BMKG Yogyakarta minta nelayan waspadai tinggi gelombang

id gelombang tinggi

BMKG Yogyakarta minta nelayan waspadai tinggi gelombang

Ilustrasi, Gelombang tinggi (Foto Antara/Budi Afandi)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta meminta nelayan mewaspadai tinggi gelombang di perairan selatan Yogyakarta yang diperkirakan terjadi selama masa pancaroba.

"Perlu diwaspadai mengingat gelombang itu dalam kategori sedang hingga cukup tinggi. Gelombang bisa meningkat seiring dengan peningkatan angin," kata Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Joko, berdasarkan pengamatan, tinggi gelombang di perairan pesisir Selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah saat ini ada di kisaran 2,5 meter dan di Samudera Hindia Selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah mencapai 0,75 hingga 3 meter.

Padahal, menurut Joko, jika mengacu rata-rata tinggi gelombang normal seharusnya tinggi gelombang hanya mencapai 2 meter. Meningkatnya tinggi gelombang tersebut, menurut dia, dipicu oleh peningkatan kecepatan angin di laut yang saat ini mencapai 5-20 knots atau antara 15-35 km per jam.

Joko mengemukakan kondisi tersebut juga dipengaruhi situasi cuaca pada masa pancaroba yang cenderung memicu perubahan arah dan kecepatan aingin secara mendadak.

"Sehingga kami memperkirakan tinggi gelombang itu akan terjadi hingga betul-betul memasuki kemarau pada akhir Mei," kata dia.

Selain perlu peningkatan kewaspadaan bagi nelayan, kata dia, arus bawah laut di titik-titik tertentu seluruh pantai di DIY juga perlu diwaspadai oleh wisatawan. Arus tersebut cukup deras sehingga rawan untuk berenang bagi wisatawan.

"Oleh sebab itu wisatawan harus mematuhi batas keamanan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah di seluruh objek wisata pantai DIY," katanya.

Sebelumnya, ia memperkirakan musim kemarau di wilayah DIY akan berlangsung pada dasarian kedua atau ketiga Mei.

Menurut dia, kondisi tersebut terjadi akibat adanya gangguan cuaca jangka pendek yaitu munculnya daerah pertemuan angin dan kenaikan suhu permukaan air laut di selatan Jawa yang meningkatkan potensi curah hujan.***4***

(L007)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024