Pilkada 2017 - Panwas Yogyakarta terima laporan dugaan ketidaknetralan ASN

id asn yogyakarta tidak netral

Pilkada 2017 - Panwas Yogyakarta terima laporan dugaan ketidaknetralan ASN

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kota Yogyakarta Foki Ardianto saat melapor dugaan ketidaknetralan ASN Pemkot Yogyakarta ke Bawaslu DIY. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Panitia Pengawas Pilkada Kota Yogyakarta menerima laporan dugaan ketidaknetralan aparatur sipil negara menjelang pemungutan suara Pilkada Kota Yogyakarta dari Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Yogyakarta.

"Betul, laporan sudah kami terima. Sekarang masih dalam proses kajian bersama kepolisian dan kejaksaan," kata Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Kota Yogyakarta Agus Muhammad Yasin di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, kajian terhadap laporan dugaan pelanggaran tersebut akan dilakukan selama lima hari sebelum menentukan langkah selanjutnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kota Yogyakarta Foki Ardianto yang memberikan laporan mengatakan, dugaan ketidaknetralan aparatur sipil negara tersebut dilakukan oleh pejabat setingkat kepala dinas.

Dalam laporannya, Foki memberikan bukti berupa hasil "screenshoot" telepon selular atas unggahan pesan di aplikasi grup whatsapp UPT Malioboro yang dilakukan oleh pejabat tersebut.

Di dalam unggahan pesan, pejabat tersebut menuliskan beberapa alasan untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah.

"Bagaimanapun juga, aparatur sipil negara harus netral dalam pilkada. Aturannya sudah sangat jelas," kata Foki.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono yang dilaporkan ke Panwas Pilkada Kota Yogyakarta membantah bersikap tidak netral dengan mendukung salah satu pasangan calon kepala daerah.

"Saya sangat menjaga netralitas selama pilkada ini dan saya justru bertanya mengapa `postingan` itu baru dipermasalahkan pada masa tenang. Ini justru berbahaya," katanya.

Yunianto tidak menolak jika ia menuliskan pesan tersebut di grup UPT Malioboro pada 4 Februari. Namun, ia menegaskan menulis alasan memilih untuk kedua pasangan calon kepala daerah meskipun dua pesan itu dikirim dalam waktu yang berbeda.

"Jadi bukan hanya untuk salah satu paslon saja, tetapi dua-duanya. Bisa dicek," katanya yang menuliskan pesan ketiga berupa ajakan bagi anggota grup untuk menggunakan hak pilihnya pada pilkada.

Yunianto mengatakan, pesan tersebut diperolehnya dari beberapa "postingan" teman yang kemudian disalin dan dikirim ke grup tersebut.

Ia pun meminta maaf jika hal itu justru menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dan membuat berbagai pihak merasa tidak nyaman. "Tidak ada maksud untuk tidak netral," katanya. ***2***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024