Yogyakarta, (Antara Jogja) - Panitia Pengawas Pilkada Kota Yogyakarta menerima laporan dugaan ketidaknetralan aparatur sipil negara menjelang pemungutan suara Pilkada Kota Yogyakarta dari Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Yogyakarta.
"Betul, laporan sudah kami terima. Sekarang masih dalam proses kajian bersama kepolisian dan kejaksaan," kata Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Kota Yogyakarta Agus Muhammad Yasin di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, kajian terhadap laporan dugaan pelanggaran tersebut akan dilakukan selama lima hari sebelum menentukan langkah selanjutnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kota Yogyakarta Foki Ardianto yang memberikan laporan mengatakan, dugaan ketidaknetralan aparatur sipil negara tersebut dilakukan oleh pejabat setingkat kepala dinas.
Dalam laporannya, Foki memberikan bukti berupa hasil "screenshoot" telepon selular atas unggahan pesan di aplikasi grup whatsapp UPT Malioboro yang dilakukan oleh pejabat tersebut.
Di dalam unggahan pesan, pejabat tersebut menuliskan beberapa alasan untuk memilih salah satu pasangan calon kepala daerah.
"Bagaimanapun juga, aparatur sipil negara harus netral dalam pilkada. Aturannya sudah sangat jelas," kata Foki.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono yang dilaporkan ke Panwas Pilkada Kota Yogyakarta membantah bersikap tidak netral dengan mendukung salah satu pasangan calon kepala daerah.
"Saya sangat menjaga netralitas selama pilkada ini dan saya justru bertanya mengapa `postingan` itu baru dipermasalahkan pada masa tenang. Ini justru berbahaya," katanya.
Yunianto tidak menolak jika ia menuliskan pesan tersebut di grup UPT Malioboro pada 4 Februari. Namun, ia menegaskan menulis alasan memilih untuk kedua pasangan calon kepala daerah meskipun dua pesan itu dikirim dalam waktu yang berbeda.
"Jadi bukan hanya untuk salah satu paslon saja, tetapi dua-duanya. Bisa dicek," katanya yang menuliskan pesan ketiga berupa ajakan bagi anggota grup untuk menggunakan hak pilihnya pada pilkada.
Yunianto mengatakan, pesan tersebut diperolehnya dari beberapa "postingan" teman yang kemudian disalin dan dikirim ke grup tersebut.
Ia pun meminta maaf jika hal itu justru menimbulkan dampak yang tidak diinginkan dan membuat berbagai pihak merasa tidak nyaman. "Tidak ada maksud untuk tidak netral," katanya. ***2***
(E013)
Berita Lainnya
Indonesia raih dua sertifikat inskripsi warisan budaya dunia UNESCO
Jumat, 26 April 2024 5:57 Wib
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib