Indonesia - Selandia Baru kerja sama riset panas bumi

id Indonesia - Selandia Baru kerja sama riset panas bumi

Indonesia - Selandia Baru kerja sama riset panas bumi

Kerja sama Indonesia - Selandia Baru (Foto ANTARA/antaranews.com)

Jogja (ANTARA Jogja) - Indonesia dan Selandia Baru sepakat menjalin kerja sama riset bidang panas bumi, seperti dinyatakan Mendikbud Muhammad Nuh di sela-sela pertemuan Menteri Pendidikan Asia Timur dan ASEAN di Yogyakarta, Kamis.

"Selandia Baru memiliki teknologi dan riset yang bagus di bidang panas bumi, sedangkan Indonesia sudah dikenal sebagai negara dengan sumber daya panas bumi terbaik di dunia," kata Muhammad Nuh di Yogyakarta.

Kementerian sendiri, lanjut Nuh, sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, yaitu ITS, ITB dan UGM untuk pengembangan riset di bidang panas bumi tersebut.

Menurut dia, pengembangan energi baru dan terbarukan telah menjadi isu krusial di dunia, dan salah satu energi yang pantas dikembangkan adalah panas bumi.

Selama ini, energi panas bumi di Indonesia yang sudah dimanfaatkan baru mencapai lima persen sehingga perlu terus dilakukan eksplorasi agar pemanfaatan energi bahan bakar minyak dan gas bisa terus ditekan di masa yang akan datang.

Namun demikian, investasi yang harus ditanamkan untuk pemanfaatan energi panas bumi tersebut cukup besar meskipun biaya operasional setelah energi tersebut dimanfaatkan cukup kecil.

Selain kerja sama riset di bidang panas bumi, Nuh menyebut dalam waktu dekat akan ada 13 proyek kerja sama antara negara-negara di ASEAN dan Asia Timur. "Seluruh kerja sama tersebut ditargetkan terealisasi 2015," lanjutnya.

Proyek kerja sama tersebut di antaranya adalah di bidang pendidikan, pelatihan teknis dan kejuruan, pendidikan tinggi, penyiapan kurikulum sekolah dasar dan menengah.

"Kami meyakini, dengan komitmen kuat di antara negara-negara ASEAN dan Asia Timur, seluruh proyek kerja sama tersebut akan bisa direalisasikan dengan baik," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Amerika Serikat Anthony Wilder Miller yang juga hadir dalam pertemuan itu mengatakan, pertemuan menteri-menteri pendidikan ASEAN dan Asia Timur diharapkan mampu menjadi sarana untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masing-masing negara.

"Apalagi, jumlah populasi penduduk pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penambahan populasi tersebut tentu menimbulkan masalah, seperti kebutuhan energi yang juga meningkat," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, upaya penataan kerja sama antar negara dalam riset perlu terus dikembangkan meskipun ada masalah harmonisasi yang dihadapi.
(E013)