Presiden minta Polri tangani tuntas insiden Poso

id presiden

Presiden minta Polri tangani tuntas insiden Poso

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (Foto ANTARA)

Jakarta (ANTARA Jogja) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran Kepolisian  RI menangani dengan tuntas insiden di Poso beberapa waktu lalu yang mengakibatkan tiga anggota Polri gugur dan empat lainnya luka-luka.

"Saya sudah berikan instruksi yang tegas dan jelas agar apa yang terjadi di Poso itu tidak dianggap seperti peristiwa biasa, tapi harus diikuti dengan langkah-langkah yang tepat, tegas, dan benar dengan tujuan untuk melindungi rakyat, mencegah Poso atau Sulawesi Tengah dijadikan tempat bagi aktivitas bersenjata kelompok yang tidak bertanggung jawab dan kemudian pastikan daerah itu aman," kata Presiden dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat pagi, setibanya dari kunjungan kerja ke Malaysia dan India.

Presiden menegaskan peristiwa-peristiwa semacam ini jangan dianggap remeh dan harus dituntaskan dan penegakan hukum harus dilakukan, sehingga kepastian hukum dan kepastian keamanan masyarakat dapat dijamin.

Kepala Negara mengatakan tidak menghendaki ada kelompok yang menimbulkan kekacauan di tengah masyarakat dapat bebas melakukan aksinya.

"Juga saya sampaikan untuk lebih waspada tidak lalai, apakah petugas kepolisian maupun tentara kita. Saudara tahu, bertahun-tahun kita berusaha menyelesaikan konflik di Poso dan juga di Ambon. Saya pribadi sudah tidak terhitung beberapa kali berkunjung ke Poso, waktu itu. Dalam kapasitas saya yang berbeda. Oleh karena itu apa yang baik jangan sampai robek kembali," kata Presiden.

Kepala negara menambahkan,"perlu ada langkah-langkah yang sigap dan tegas. Hukum mesti ditegakkan, rakyat harus dilindungi dan tidak boleh di negeri ini ada elemen bersenjata seberapa pun besarnya yang bisa melakukan apa saja. Itu prinsip bagi kita itulah tugas kepolisian dan TNI sesuai dengan undang-undang yang telah diterapkan di Republik ini."

                                                      Kirim tim
 Sementara itu Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan pihaknya sudah menempatkan satuan-satuan yang diperlukan dan juga mengirim tim yang melakukan penyelidikan atas insiden ini.

"Tentang kejadian kemarin, Korps Brimob sudah langsung membackup wilayah Sulawesi Tengah kususnya di Poso. Kemudian satuan-satuan yang memang memiliki kemampuan untuk melakukan penyelidikan juga sudah ada di lokasi. Kita tunggu hasilnya," katanya.

Timur juga meminta peran serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan tidak terpancing situasi yang ada sekaligus bisa bekerjasama dengan aparat keamanan.

"Dan kemudian yang tidak kalah penting adalah masyarakat membantu sepenuhnya terhadap pelaksanaan tugas yang sekarang kita laksanakan bersama-sama. Sehingga itulah yang harus terus kita lakukan untuk penegakan hukum di Poso. Kita tetap melakukan operasi penegakan hukum," kata Kapolri.

Meski demikian Timur mengatakan saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan belum bisa menetapkan siapa pelakunya. Ia menegaskan aparat keamanan akan bekerja maksimal memelihara keamanan di wilayah tersebut bersama-sama dengan masyarakat.

Sebelumnya, tiga anggota Brimob yang tewas di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso pada hari Kamis sekitar pukul 10.00 WITA dinaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.      Kenaikan pangkat tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kapolri Nomor : Kep/791/XII/2012 tanggal 20 Desember 2012.  

Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi anumerta atas nama : Briptu menjadi Brigadir serta I Wayan Putu Ariawan, Briptu menjadi Brigadir Anumerta Ruslan dan Briptu menjadi Brigadir Anumerta Winarto.      
   
Anggota Brimob diserang saat sedang melakukan patroli rutin di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Sementara tiga anggota Polri yang mengalami luka tembak yakni Briptu Eko, Briptu Siswandi dan Briptu Lungguh.      

Polri mengatakan bahwa pelaku penembakan terhadap anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) di Poso yang tewas tiga orang diduga terkait jaringan Santoso.
(T.P008*G003)