Gita Wirjawan: ubah paradigma swasembada

id gita wirjawan: ubah paradigma

Gita Wirjawan: ubah paradigma swasembada

Gita Wirjawan (Foto antaranews.com)

Batam (Antara Jogja) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berpendapat, paradigma swasembada untuk ketahanan ekonomi, kini seharusnya diubah menjadi negara pengekspor yang efisien.

"Bongkar paradigma yang biasa-biasa saja.  Seharusnya paradigma kita bukan lagi swasembada, melainkan menjadi (negara) eksportir yang paling efisien di Asia Tenggara, Asia dan dunia," katanya di hadapan peserta Rapat Pimpinan I DPD Barisan Indonesia (Barindo) se-Sumatera dan Kalimantan Barat, di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.

Untuk menjadi negara eksportir yang efisien, ujar dia, pendanaan berskala besar diperlukan guna membangun berbagai infrastruktur berupa pembangkit listrik, pelabuhan darat dan laut, jalan, dan sebagainya,  agar mendukung kekuatan industri manufaktur di era liberalisasi perdagangan.

Investasi lain, kata Gita, adalah pendidikan tinggi bagi generasi muda sebagai muara penopang negara eksportir yang efisien, serta pemutakhiran teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas.

Dewasa ini, menurut dia, dari 250 juta penduduk Indonesia, baru 25 ribu orang yang berpendidikan strata III (doktor), sedangkan di China 800 ribu orang, dan di India 600 ribu orang.

Pabrik gula di Indonesia, kata dia, masih menggunakan permesinan tahun 1824. Rendemen yang dihasilkannya pun baru 4 persen, padahal di Thailand 14 persen.

"Kenyataan lain yang masih dialami adalah 12 persen pemenuhan kebutuhan nasional akan bahan makanan dan minuman dari mulai daging sapi, cabai, bawang merah, bawang putih hingga buah apel, masih diimpor," katanya.

Selain itu, produk elektronik seperti telepon genggam, pemutar cakram padat video, sepeda motor pun masih banyak yang dibuat di luar negeri.  
  
Kendati demikian, menurut dia, posisi perekonomian Indonesia saat ini terbesar ke-15 di dunia, dan pada 2020 bermungkinan menjadi yang ke-10, bahkan pada 17 tahun mendatang bisa jadi nomor 7, 6 atau 5.

Proyeksi-proyeksi tersebut, kata dia, bukan mustahil diwujudkan bila bisa semua komponen bangsa bisa dirangkul oleh kepemimpinan nasional untuk bersatu melangkah ke tujuan yang jelas disertai penguatan diplomasi.

Gita Wirjawan yang kepada wartawan menyatakan siap untuk dimajukan ke pencalonan Presiden pada Pemilu 2014 mengemukakan, Indonesia berpotensi besar pada abad ini mengulang kejayaan Dinasti Syailendra yang pada abad ke-7 membangun Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia, dan pada abad ke-14 Kerajayaan Majapahit menguasai Asia Tenggara.

Derap seluruh komponen bangsa dalam melangkah ke tujuan yang sama, kata dia, dapat dilakukan setiap individu dengan menggarudakan diri sehingga kelak bisa seperti bangsa Korea Selatan yang kini fenomenal dengan tarian dan lagu "gangnam style."
  
"Gangnam style", ujar dia, dalam beberapa bulan saja setelah diunggah di jejaring sosial YouTube dilihat oleh semiliar orang di dunia.

Menurut dia, tarian dari kreasi hip hop yang kini mendunia itu, adalah cerminan kekuatan ekonomi, kemahiran teknologi, kemajuan dari kekayaan budaya Korea Selatan, setelah mengalami proses demokratisasi yang panjang.

(A013)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024