Wisatawan Rusia tersesat di Merapi masih dicari

id wisatawan rusia merapi

Wisatawan Rusia tersesat di Merapi masih dicari

ilustrasi objek wisata erupsi Merapi di Sleman (Foto Antara/Noveradika)

Sleman (Antara Jogja) - Wisatawan asal Rusia yang tersesat di Gunung Merapi, Cangkringan, Kabupaten Sleman sampai Senin siang ini masih dalam pencarian petugas dari SAR Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seorang wisatawan (sebelumnya diberitakan dua pendaki asal Jerman)yang bernama Ebrehnin Yeveny (26) asal Rusia diketahui telah melakukan pendakian sejak pada Sabtu (10/8).

Kapolsek Cangkringan AKP Surahman mengatakan, korban melakukan pendakian seorang diri.

"Kami tidak diberi tahu saat akan ada pendakian, jika diberi tahu maka kami akan berupaya melakukan pencegahan. Karena pendakian melalui sisi selatan sudah tidak memungkinkan pascaerupsi 2010," ucapnya.

Korban pada pukul 13.00 WIB, Sabtu (10/8) berkunjung ke objek wisata "Volcano Tour" di Kinahrejo, Cangkringan bersama teman wanitanya bernama Ester, warga Indonesia, yang tinggal di daerah Nologaten, Depok, Sleman.

Kemudian, keduanya kembali ke Kota Yogyakarta. Dalam perjalanan, korban mengatakan kepada Ester kalau berkeinginan melakukan pendakian sampai ke puncak Merapi.

Pada petangnya, wisatawan Rusia tersebut kembali ke daerah Kinahrejo sendiri dengan mengendarai sepeda motor rental merk Honda Vario AB-2278-AF.

Motor tersebut dititipkan di Ngrangkah, Umbulharjo, dan dirinya berjalan sendiri ke puncak.

Menurut Perwira Penghubung SAR DIY Prisetyawan, pada Minggu (11/8) pukul 19.25 WIB, yang bersangkutan mengirimkan pesan singkat (sms) kepada Ester kalau dirinya merasa tersesat.

"Dirinya meminta kepada Ester agar Senin pagi balik ke sini (Merapi) untuk mencarinya," ungkapnya.

Ia mengatakan, sebelum ada pemberitahuan dari Ester bahwa temannya warga Rusia hilang saat mendaki Merapi, warga sekitar Ngrangkah sudah merasa heran kalau ada sepeda motor yang lama tidak diambil pemiliknya.

"Sudah pada ribut, ini motor siapa tidak jelas," katanya.

Dari pukul 02.00 WIB, pihaknya masih melakukan sampai sekarang dengan dikerahkan belasan anggotanya.

"Kami merasa kesulitan melakukan pencarian karena korban bergerak terus. Padahal, sudah kami sarankan untuk jangan bergerak," tukasnya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024