Pengusaha asal Kuningan bagikan 1.000 gelar burjo

id bubur

Pengusaha asal Kuningan bagikan 1.000 gelar burjo

ilustrasi (koprol.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pengusaha bubur kacang hijau yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan, Jawa Barat, di Daerah Istimewa Yogyakarta membagikan 1.000 gelas bubur kacang hijau dan mi instan kepada warga sebagai bentuk syukur.

"Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud syukur kami yang sudah bisa berusaha dan mencari nafkah di Yogyakarta," kata Ketua Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK) Andi Waruga di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, kegiatan tersebut mendapat dukungan sepenuhnya dari sekitar 1.500 warung bubur kacang hijau atau lebih dikenal sebagai warung burjo yang tersebar di DIY dengan menyumbangkan kacang hijau dan mi instan.

Kegiatan syukuran pengusaha burjo tersebut juga cukup istimewa karena dihadiri oleh permaisuri Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta yaitu Gusti Kanjeng Ratu Hemas.

Andi menyebutkan, meskipun GKR Hemas menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan DIY, namun kedatangannya bukan sebagai bentuk kampanye namun sebagai pribadi.

"Kami mengundangnya dalam kapasitas sebagai pribadi bukan sebagai calon anggota DPD. Anggota PPWK sudah sering datang menemui beliau, sehingga kami pun berharap beliau bisa datang ke warung burjo. Hari ini, keinginan itu terwujud," katanya.

Ia menambahkan, warga Kuningan di Yogyakarta yang berjumlah sekitar 6.000 orang tersebut bebas menentukan pilihan pada Pemilu Legislatif 2014.

Andi mengatakan, keberadaan warga Kuningan Jawa Barat yang menjadi pedagang bubur kacang hijau sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, bahkan sebelum Indonesia Merdeka.

Selain di Yogyakarta, keberadaan warga Kuningan yang menjadi pengusaha bubur kacang hijau kini sudah tersebar di berbagai kota lain seperti Solo, Purwokerto, Semarang, Malang, Bandung dan Jakarta.

"Kami berencana membuat sebuah yayasan yang bisa menampung anak-anak putus sekolah agar memperoleh pembinaan keagamaan dan kewirausahaan. Nantinya, anak-anak itu bisa membantu kami mengelola warung atau berwirasusaha sendiri," katanya.

Sementara itu, Hemas mengatakan, keberadaan warung bubur kacang hijau menjadi bagian dari pembangunan ekonomi mandiri karena pemerintah belum bisa memberikan lapangan kerja yang memadai.

"Keberadaan warung bubur kacang hijau ini perlu diapresiasi. Jika memang tidak memperoleh pekerjaan, lebih baik berjualan bubur kacang hijau daripada bekerja di luar negeri menjadi TKI," katanya.

Ia berharap, seluruh pengusaha warung bubur kacang hijau tetap menjaga agar makanan yang dijual memiliki unsur gizi yang cukup karena biasanya menjadi tujuan mahasiswa atau pelajar untuk makan sehari-hari.

Salah seorang pengusaha bubur kacang hijau, Mahdi berharap pemerintah daerah bisa meningkatkan keamanan di wilayah Yogyakarta agar pengusaha bubur kacang hijau yang biasanya buka 24 jam sehari tersebut tetap bisa berusaha dengan aman dan nyaman.

"Faktor keamanan menjadi unsur penting bagi kami pengusaha bubur kacang hijau," katanya.
(E013)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024