Jogja (Antara Jogja) - Shalat dapat dijadikan takaran profesionalisme kinerja aparatur negara, kata Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam IX.
"Shalat adalah tolok ukur konsistensi bagi aparatur negara. Apabila shalat seseorang terjaga, maka yang bersangkutan tidak akan menelantarkan urusan yang lain," katanya di Yogyakarta, Rabu.
Pada peringatan Isra Miraj 1435 Hijriyah Tingkat DIY, ia mengatakan barang siapa yang menjaga dan membiasakan shalat, maka dia telah memelihara agamanya.
"Apabila seseorang meninggalkan shalat, maka dia akan rentan menelantarkan urusan selain shalat," katanya.
Menurut dia, Isra Miraj menyampaikan satu pesan utama bahwa solusi dan jalan keluar niscaya akan datang bagi Muslim yang selalu bersabar dan berusaha.
Kekuatan doa sangat kuat untuk mendatangkan pertolongan dari Allah SWT. Isra Miraj juga meyakinkan umat mengenai urgensi lemah lembut dan simpati dalam berdakwah.
"`Hadiah` paling istimewa yang diterima Rasulullah SAW dalam peristiwa Isra Miraj adalah perintah untuk menjalankan shalat lima waktu," katanya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Maskul Haji mengatakan tujuan diadakannya peringatan Isra Miraj bertema "Makna Isra Miraj bagi Kehidupan Manusia" itu untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan serta keislaman umat manusia.
"Dengan demikian dapat meneladani apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Miraj tersebut bagi kehidupan kita sehari-hari," katanya.
(B015)