DPRD minta Kesbanglinmas DIY hidupkan kembali siskamling

id dprd minta kesbanglinmas

DPRD minta Kesbanglinmas DIY hidupkan kembali siskamling

Ilustrasi (Foto antarafoto.com)

Jogja (Antara Jogja) - Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat daerah setempat menghidupkan kembali pos sistem keamanan lingkungan sebagai langkah penguatan keamanan di lingkungan masyarakat.

Anggota Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, dalam "Rapat Koordinasi langkah antisipasi terhadap kerawanan konflik sosial di DIY" di Yogyakarta, Rabu, mengatakan keberadaan Pos Siskamling diperlukan menyikapi munculnya berbagai peristiwa kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi di DIY, sekaligus sebagai upaya peningkatan keamanan menjelang Pemilu Presiden 2014.

"Kami ingin agar sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dengan dimotori Kesbanglinmas, segera dihidupkan kembali di lingkungan masyarakat," kata Wakil Ketua DPD PDIP DIY itu.

Menurut Eko, terjadinya berbagai peristiwa kekerasan selain menyangkut ketegasan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda) setempat, juga dipicu kurangnya kesiagaan keamanan di kalangan masyarakat.

"Kenapa bisa kecolongan terjadi peristiwa kekerasan berturut-turut di Kabupaten Sleman, apakah kita kekurangan tenaga keamanan?, atau mungkin karena kurangnya kepedulian masyarakat," kata dia.

Masyarakat, dengan difasilitasi Badan Kesbanglinmas DIY, menurut dia juga perlu dilatih untuk secara mandiri mampu melakukan upaya antisipatif menghadapi kemungkinan munculnya gangguan keamanan di lingkungannya.

"Masyarakat menurut saya juga perlu didorong untuk memberikan sanksi sosial bagi pelaku-pelaku aksi kekerasan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) DIY, Agung Supriyono, mangatakan hingga saat ini sebetulnya Pos Siskamling masih hidup di kalangan masyarakat, namun pelaksanaanya masih kurang maksimal seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menurut dia, Kesbanglinmas bahkan juga akan mendorong penghidupan kembali peran dan petugas Linmas, meskipun tidak berseragam Linmas.

Namun demikian, pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan biro pemerintahan yang memiliki akses langsung ke tingkat desa.

"Secara umum petugas Linmas milik kabupaten/kota, bahkan sampai sekarang jumlahnya masih ada sekitar 17.000 orang di seluruh DIY," kata dia.

Seperti diberitakan, di Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi beberapa aksi intoleransi dan kekerasan, di antaranya terjadi pada Kamis (29/5) malam yakni penyerangan sekelompok orang terhadap para umat Katolik yang tengah melakukan doa bersama di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman.

Selanjutnya pada Minggu (1/6), perusakan bangunan milik seorang pendeta di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Sleman, yang dipakai umat Kristen untuk beribadah.

(KR-LQH)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.