Bupati Sleman Resmikan Rumah Tempe Indonesia

id TEMPE

Bupati Sleman Resmikan Rumah Tempe Indonesia

Ilustrasi Pembuatan Tempe di Sleman. Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto

Sleman, (Antara Jogja) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo, Kamis, meresmikan berdirinya rumah tempe Indonesia di Jalan Sidomoyo Km 1 Krandon, Sidomoyo Godean, yang menjalankan proses produksi tempe higienis.

"Rumah tempe Indonesia (RTI) ini adalah yang keempat di dalam negeri, setelah sebelumnya telah dibangun di Bogor, Jakarta, dan Gunung Kidul," kata Ketua Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Sleman Yulianto, Kamis.

Menurut dia, rencananya nanti yang kelima akan dibangun di Kabupaten Kulon Progo dalam waktu dekat ini.

"Saat ini RTI Sleman masih merupakan uji coba dengan kapasitas produksi saat ini hanya 30 kilogram per hari. Namun ke depan produksi tempe RTI akan ditingkatkan hingga mencapai lima kwintal per hari," katanya.

Ia mengatakan, aktivitas pembuatan tempe sendiri memang berlangsung dengan prosedur yang sangat menjaga kebersihan, sehingga tempe yang dihasilkan memiliki keunggulan tersendiri.

"Keunggulan tempe produksi RTI ini adalah dari segi kesehatan, rasanya enak, dari segi umur tidak cepat busuk dan bila digoreng minyak tidak cepat kotor/keruh, selain itu RTI juga memproduksi bajigur tempe yang cukup enak untuk diminum," katanya.

Yulianto menargetkan hasil produksi RTI bisa dipasarkan di minimarket.

"Segmennya untuk kalangan menengah ke atas, harga satu tempe dari RTI ini Rp3.000 ukuran 250 gram," katanya.

Peresmian rumah tempe dilakukan Bupati Sleman Sri Purnomo ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung papan nama, dilanjutkan peninjauan ke ruang produksi tempe.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman menceritakan pengalaman saat berkunjung ke Jepang memenuhi undangan pengusaha tempe Jepang asal Indonesia yang sukses memasarkan produksi tempe ke seluruh kota di Jepang dan memiliki cabang di beberapa negara.

"Pengrajin ini asal Bojonegoro namun lama bekerja di Sleman sehingga mengundang untuk melihat pabrik tempe miliknya. Berkat kegigihan dalam bekerja orang Indonesia dapat berhasil menjadi pengusaha tempe sukses di negeri orang," kata Sri Purnomo.

Ia berpesan kepada para anggota Primkopti untuk bekerja keras dan memproduksi tempe yang berkualitas namun demikian kenyataan bahwa masih banyak produksi tempe yang tidak memenuhi standar diantaranya juga tidak memperhatikan kebersihan dan pembuangan limbahnya.

"Mungkin hanya beberapa produsen tempe yang dapat memenuhi kriteria standar SNI. Belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa untuk tataran lokal sejak Oktober 2009, sebenarnya sudah ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk tempe, dengan kode SNI-nya adalah SNI 3144:2009," katanya.

Sri Purnomo mengatakan dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai produk yang diperoleh dalam fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp, berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan, dan berbau khas tempe.

Berkenaan dengan hal tersebut, Bupati menaruh harapan besar kepada RTI Primkopti sebagai pioner untuk mengusahakan tempe yang higienis dan memenuhi standar pangan yang sehat. ***3***

(U.V001

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025