Laskar dengan DPC PPP beda dukungan pada Pilkada Bantul

id Pilkada

Laskar dengan DPC PPP beda dukungan pada Pilkada Bantul

ilustrasi (istimewa)

Bantul (Antara) - Sebanyak 30 laskar Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berbeda pendapat dengan dewan pengurus cabang partai dalam memberikan dukungan kepada calon yang maju pada pemilihan kepala daerah 2015.

Komandan Laskar Suara Jihad PPP Bantul Hidayat Syaifullah di Bantul, Selasa, mengatakan, alasan laskar berbeda pendapat dalam hal dukungan dengan struktural PPP Bantul karena di akar rumput merasa tidak cocok dengan kubu partai pengusung yang didukung DPC PPP.

Selain itu, kata dia, laskar merasa tidak dianggap DPC, karena tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan dukungan, dan meski laskar bukan menjadi bagian struktural PPP, namun laskar merupakan representasi suara pendukung PPP di tingkat bawah.

"Laskar merasa tidak dianggap, mereka (DPC) membicarakan akan mendukung ke pasangan calon sana, tetapi laskar tidak diajak rembugan padahal laskar itu pemilik suara," kata Hidayat yang juga Ketua Forum Laskar PPP Bantul.

Perbedaan dukungan itu diketahui setelah 30 laskar PPP Bantul mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Suharsono-Abdul Halim Muslih pada Senin (14/9) malam, padahal sebelumnya DPC PPP Bantul resmi mendukung pasangan Sri Surya Widati-Misbakhul Munir.

Pasangan Harsono-Halim diusung Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sedangkan pasangan Ida-Munir diusung PDI Perjuangan dan Partai Nasdem yang didukung Partai Golkar dan PPP.

Ia menjelaskan jumlah laskar PPP yang mendukung pasangan Harsono-Halim pada Pilkada Bantul 2015 berjumlah 30 laskar yang bisa membawa puluhan ribu suara dukungan."Sementara kami asumsikan ada 20 ribu sampai 25 ribu orang," katanya.

Ia juga mengatakan, alasan tidak mendukung pasangan yang didukung struktural DPC, karena laskar ingin ada perubahan pimpinan di Bantul, karena pasangan Ida-Munir merupakan calon bupati "incumbent" yang berpasangan dengan calon dari unsur bikrokat.

Menurut dia, yang terjadi antara pengurus PPP dan laskar hanyalah perbedaan pendapat, laskar pun tetap tidak masalah jika berbeda dukungan karena memang tidak membawa bendera partai.

"Besok (pemilu) pun kami masih akan pilih PPP, hanya pada pilkada ini saja kami tidak sepakat," kata dia.

Ia mengatakan, setelah deklarasi tersebut laskar PPP akan mendirikan sejumlah posko perubahan di wilayah masing-masing sebagai pusat informasi sekaligus mengajak berbagai kalangan untuk bergabung dalam relawan perubahan untuk mengawal pilkada.

Sementara itu, Ketua DPC PPP Bantul Bariq Gufron beberapa waktu lalu mengatakan, dualisme kepengurusan di tingkat DPP membuat partai tidak solid dalam mencari bakal calon untuk diusung dalam Pilkada Bantul meskipun potensi suara partai ini cukup besar.

Oleh sebab itu, PPP Bantul hanya bisa memberikan dukungan kepada salah satu pasangan dari dua pasang calon yang maju pada Pilkada Bantul, yakni pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Nasdem (Ida-Munir).

"Alasan untuk memberikan dukungan kepada Ida-Munir bukan karena calon `incumbent`, namun justru berdasarkan kriteria yang sudah terbukti dalam memimpin Bantul dibanding dengan figur pasangan yang lain," katanya.

(KR-HRI)