Yogyakarta, (Antara Jogja) - Pembangunan fasilitas pembekuan dan penyimpanan ikan serta produksi es di kompleks Pasar Ikan Higienis (PIH) Yogyakarta ditargetkan selesai akhir Juli 2016.
"Harapannya, pekerjaan pembangunan selesai Juli meskipun untuk operasional masih membutuhkan waktu tambahan karena ada beberapa hal yang harus dilengkapi seperti peningkatan daya listrik," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, tempat pembekuan ikan yang akan dibangun memiliki kapasitas tiga ton dengan proses pembekuan antara empat hingga enam jam. Suhu di tempat pembekuan adalah minus 40 derajat Celcius.
Selain itu, PIH juga akan dilengkapi dengan tempat penyimpanan ikan yang memiliki kapasitas 100 ton. Suhu di tempat penyimpanan berkisar antara minus 15 hingga minus 10 derajat Celcius.
Sedangkan untuk pembuat es memiliki kapasitas 10 ton per hari atau 400 balok es yang masing-masing memiliki berat 25 kilogram.
"Kami sudah bekerja sama dengan nelayan dari Pantai Sadeng agar bisa mengirimkan ikannya ke PIH. Selama ini, banyak ikan tangkap nelayan yang justru dijual ke Jawa Timur," katanya.
Ia berharap nelayan yang mengirimkan ikannya ke PIH dapat sekaligus membawa pulang balok-balok es yang dibutuhkan saat melaut menangkap ikan.
Fasilitas pembekuan dan penyimpanan ikan di PIH tersebut, lanjut Benny, akan dikelola oleh operator dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY. "Kami sudah usulkan agar KTNA memperoleh persetujuan sebagai operator utama dan PIH masuk dalam sistem logistik ikan nasional.
"Nantinya KTNA akan menyewa ke pemerintah kota untuk menggunakan fasilitas yang ada. Saat ini, kami sedang melakukan revisi peraturan sewa menyewa PIH," katanya.
Selain fasilitas untuk membekukan dan menyimpan ikan, PIH juga akan dilengkapi dengan restoran dan kafe yang menawarkan berbagai menu ikan.
Saat ini, lokasi di kompleks Pasar Ikan Higienis yang berada di Jalan Tegalturi Yogyakarta terus dibenahi termasuk memperkuat penutup saluran drainase yang berada tepat di jalan masuk PIH agar lebih kuat saat dilalui bus berbadan besar.
"Kami juga sedang menyiapkan 30 unit toilet di bagian belakang gedung. Selain untuk tempat makan, lokasi ini juga disiapkan menjadi `rest area` yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk istirahat sejenak," katanya.
Seluruh pekerjaan perbaikan fisik di kompleks PIH ditargetkan dapat diselesaikan pada akhir Maret.
Restoran dan kafe tersebut, lanjut Benny, sudah mulai buka namun menu yang ditawarkan masih terbatas dan akan terus berkembang di masa yang akan datang.
"Pengelola juga menargetkan mampu memenuhi kebutuhan makan wisatawan, baik yang datang langsung ke PIH atau dengan layanan antar ke lokasi sesuai tempat wisata yang dituju," katanya yang menargetkan 10.000 paket makanan terjual setiap harinya. ***1***
(E013)
Berita Lainnya
BRIN: WWF ke-10 kolaborasi pengembangan inovasi air
Rabu, 15 Mei 2024 15:38 Wib
DKP Kulon Progo menebar benih ikan di Laguna Trisik jaga kelestarian
Rabu, 8 Mei 2024 9:44 Wib
Jokowi meresmikan modeling budi daya ikan nila salin di Karawang, Jabar
Rabu, 8 Mei 2024 9:29 Wib
BRIN mengenalkan teknologi tangga ikan di WWF ke-10 Bali0
Selasa, 7 Mei 2024 5:22 Wib
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
Produksi ikan konsumsi di Sleman capai 55.045 ton
Selasa, 23 April 2024 15:12 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib