Jalur wisata Merapi Kaliadem-Kinahrejo berhasil dibuka

id Merapi

Jalur wisata Merapi Kaliadem-Kinahrejo berhasil dibuka

ilustrasi objek wisata Merapi di Sleman (Foto Antara/Noveradika)

Sleman (Antara Jogja) - Warga di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil membuka kembali jalur wisata yang menghubungkan kawasan Kaliadem dengan Kinahrejo, Umbulharjo, setelah enam tahun tertimbun material vulkanis erupsi Gunung Merapi pada 2010.

"Melalui gotong royong masyarakat, akhirnya kami berhasil menemukan jalur jalan aspal antara Kaliadem dengan Kinahrejo, yang sebelumnya tertutup material vulkanis Merapi," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, Rabu.

Menurut dia, selain berhasil menemukan jalur wisata yang terpendam, pihaknya juga melakukan perbaikan di jalan yang mengalami kerusakan akibat dampak erupsi Merapi tersebut.

"Kami juga membangun jembatan permanen yang roboh akibat terjangan erupsi. Total dana yang kami alokasikan senilai Rp350 juta yang diambilkan dari APBDes Desa Kepuharjo," katanya.

Ia mengatakan, jalur wisata tersebut menghubungkan destinasi wisata di Kaliadem seperti "bunker" yang juga sudah berhasil digali lagi setelah tertimbun material vulkanis dengan Kinahrejo yang merupakan petilasan atau bekas rumah Mbah Maridjan.

"Saat ini wisatawan dapat lebih mudah untuk menikmati `volcano tour` baik di `bunker` Kaliadem maupun petilasan Mbah Maridjan," katanya.

Heri mengatakan, sebelumnya wilayah Kaliadem merupakan destinasi wisata alam unggulan di wilayah setempat, baik itu untuk kemah maupun outbond dan kegiatan lain serta wisata kuliner khas seperti minuman jahe Merapi.

"Setelah erupsi Merapi 2006 sebagian wilayah Kaliadem terdampak dan kemudian menjadi wisata `volcano tour` yang banyak diminati wisatawan. Kemudian saat erupsi besar Merapi 2010 wilayah Kaliadem menjadi rata karena tertimbun material vulkanis hingga lebih dari tiga meter," katanya.

Sementara itu, objek wisata di Kawan Rawan Bencana (KRB) III Merapi, terus dikembangkan oleh masyarakat lokal. Meski tanpa bantuan dari pemerintah setempat, tiap tahun mengalami kemajuan.

Seperti di Desa Glagaharjo, Cangkringan, salah satu daerah zona merah tersebut diandalkan sebagai wisata sepeda gunung dan trail.

"Dalam waktu dekat, kami juga akan membuat jalur. Untuk sepeda maupun trail ke arah sungai," kata Tugi Wiyono (41) relawan di Desa Glagaharjo.

Ia mengatakan, dengan membuat trek baru tersebut, diharapkan bisa menambah tantangan bagi pengunjung yang merasa penasaran untuk kembali mendatanginya.

Menurut dia, selain sepeda gunung dan trail, dikembangkan pula pemerahan sapi perah.

"Di wilayah ini banyak warga yang mengembangkan usaha sapi perah. Aktivitas warga ini kami kemas sebagai daya tarik wisata," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024