Jakarta (Antara Jogja) - Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, mengatakan,
pihaknya secara tegas tidak mentolelir kasus vaksin palsu karena dinilai
berpotensi membahayakan masyarakat, khususnya balita.
"Kasus
vaksin palsu tidak dapat ditolelir, kami sangat menentang segala bentuk
pemalsuan yang membahayakan kesehatan masyarakat Indonesia," kata
Moeloek, di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan
sangat mendukung langkah pihak berwajib dalam membongkar kasus pemalsuan
vaksin dan mengungkap para pihak yang terlibat. Dia sangat mendukung
upaya penegakan hukum.
"Jika terbukti memalsukan vaksin, para pelaku harus diberikan sanksi sesuai perundangan berlaku," katanya.
Dia
juga mengimbau seluruh rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan
menyediakan vaksin dari distributor dan produsen resmi, termasuk melalui
katalog elektronik.
Sebelumnya, praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit dibongkar polisi.
Polisi
berhasil menggerebek para pelaku di pabrik mereka di Pondok Aren,
Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/6). Pabrik pembuatan vaksin palsu
ini membuat "vaksin" campak, polio, hepatitis B, tetanus, dan BCG.
Di
lokasi pabrik ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat
berbahaya lainnya. Polisi juga menemukan alat pembuat vaksin, mulai dari
botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan
labelnya.
Berita Lainnya
Menpan RB: Seleksi CASN 2024 tidak bisa ditunda
Sabtu, 4 Mei 2024 6:31 Wib
Mendagri tegaskan Pilkada Serentak 2024 tidak dipercepat
Jumat, 3 Mei 2024 9:10 Wib
Kiper Maarten Paes tidak sabar membela timnas Indonesia
Rabu, 1 Mei 2024 10:56 Wib
Liga 1: Borneo FC tidak remehkan Dewa United
Selasa, 30 April 2024 8:06 Wib
Polri tidak menemukan DNA orang lain dalam kasus Brigadir RA, polisi bunuh diri
Senin, 29 April 2024 20:08 Wib
Kemenkumham DIY mengingatkan pelaku ekraf tidak terlambat daftarkan HKI
Senin, 29 April 2024 16:41 Wib
Dengan menulis praktik jurnal, rasa tak bahagia bisa sirna
Senin, 29 April 2024 5:37 Wib
Tak sehat, kualitas udara DKI Jakarta
Sabtu, 27 April 2024 9:49 Wib