Yogyakarta (Antara Jogja) - Pameran "Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia" atau JIFFINA yang digelar Forum Jiffina Jawa-Bali di Jogja Expo Center pada 13-16 Maret 2017 akan didominasi furnitur dan kerajinan berbahan kayu jati unggulan.
"Sekitar 80 persen produk mebel maupun kerajinan yang akan ditampilkan berbahan kayu jati unggulan," kata Ketua Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA Jawa-Bali, Timbul Rahardjo di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Timbul, kerajinan maupun mebel berbahan kayu jati unggulan yang ditampilkan UKM asal Yogyakarta, Klaten, Solo, Semarang, dan Bali itu akan dikemas dengan berbagai sentuhan model mulai minimalis, rustic, hingga sentuhan klasik dengan nilai seni tinggi.
"Ragam furnitur seperti meja makan dan beragam hiasan dinding lainnya akan lebih banyak disajikan dengan desain kekinian," kata Timbul.
Selain itu, gelaran pameran furnitur yang akan mengusung tema "Indonesia Furniture and Craft Resources" itu akan menampilkan ragam kerajinan dan furnitur berbahan limbah kayu atau daur ulang berdesain antik dengan persentase mencapai 30 persen dari produk pameran yang ada.
Menurut Timbul, pameran berkelas internasional itu diproyeksikan untuk mengampanyekan penggunaan bahan daur ulang yang saat ini masih jarang digunakan. "Dalam pameran ini banyak material-material yang biasa menjadi mebel dengan nilai luar biasa. Bahan-bahan daur ulang disulap menjadi produk yang menarik," kata dia.
Timbul menargetkan pameran diikuti 449 buyer dari 43 negara, 1.000 pengunjung dalam negeri, arsitektur, pengembang, dan 20.000 pengunjung masyarakat umum.
Dengan target pengunjung dan pembeli yang meningkat, nilai transaksi yang akan diperoleh diproyeksikan meningkat menjadi 90 juta dolar AS atau lebih besar dibandingkan dengan pencapaian JIFFINA 2016 sebesar 75 juta dolar AS.
Sementara itu, Ketua JIFFINA 2017 Endro Wardoyo mengatakan selain dari sisi produk, tampilan stan pameran akan dikemas dengan desain dan dekorasi yang menarik. "Yang jelas tampilan dekorasi pameran JIFFINA tahun 2017 lebih menarik dibanding tahun kemarin," kata dia.
Ia mengatakan pada JIFFINA 2017 akan mengikutsertakan sebanyak 260 UKM peserta pameran. Jumlah itu meningkat dibandingkan pada gelaran JIFFINA 2016 yang melibatkan 180 UKM dari Yogyakarta, Klaten, Solo, Semarang, dan Bali.
Pameran JIFFINA 2017, kata dia, akan mendekatkan pembeli dengan produsen secara langsung, bahkan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan mebel di pabrik.
Konsep itu, menurut Endro, memiliki peluang besar mendongkrak daya saing produk mebel dan kerajinan Indonesia di pasar internasional.
Dalam pameran itu justru pembeli mancanegara akan diuntungkan karena mereka dapat bertransaksi langsung dengan para pengusaha atau perajin dalam negeri tanpa melalui perantara.
"Kami berharap pameran itu menjadi destinasi baru sebuah pameran yang mendekatkan `buyers` dan pengrajin lokal, serta mengangkat harkat dan martabat UKM di tengah ekonomi yg sedang sulit," kata Endro.
(L007)
Berita Lainnya
Gunakan produk lokal, interior dan furnitur rumah menteri di IKN
Senin, 26 Februari 2024 19:18 Wib
Presiden berpesan ke pengusaha mebel jaga keberlanjutan hutan
Senin, 20 September 2021 14:18 Wib
FAO berdayakan produsen furnitur Jepara dan Pasuruan tembus Pasar Internasional
Senin, 21 Oktober 2019 23:02 Wib
Asmindo mendorong SDM furnitur bersertifikasi
Senin, 2 Juli 2018 9:01 Wib
Produk furnitur Indonesia dipamerkan di Kanada
Senin, 11 Juni 2018 0:29 Wib
Produk-desain furnitur Indonesia diakui dunia
Sabtu, 21 April 2018 0:36 Wib
HIMKI dorong regulasi perlindungan produk lokal
Jumat, 5 Mei 2017 20:58 Wib