Yogyakarta - (Antara) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyebutkan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang mengalami "break monsoon" atau masa jeda hujan yang diperkirakan berlangsung hingga 2-3 hari ke depan.
"Sedang terjadi `break monsoon` atau fenomena tidak ada hujan dalam beberapa hari di musim hujan," kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Djoko, kondisi tersebut cukup normal setelah terjadi hujan cukup ekstrem yang dipicu oleh siklon tropis Cempaka beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, kata dia, masa jeda hujan di DIY juga dipicu adanya tekanan udara rendah mencapai 1.004 hector pascal (hpa) di sekitar Laut Andaman, Aceh yang menarik pola angin monsoon Asia (bersifat basah) ke dalam pusat tekanan udara rendah tersebut.
Tekanan udara rendah juga terlihat di Samudera Hindia bagian barat dan timur Australia, serta di Samudera Pasifik, sebelah timur laut Papua.
"Sejumlah titik tekanan rendah tersebut menyebabkan perubahan pola angin yang menyebar (divergensi) di sekitar DIY dan berdampak pada kurangnya kontribusi dalam pembentukan awan yang bisa menyebabkan hujan," kata dia.
Fenomena tersebut juga memicu berkurangnya uap air di udara wilayah DIY yang hanya tercatat dengan RH 50-60 persen. "Sehingga diprediksi cuaca dua hingga tiga hari ke depan cukup cerah," kata dia.
Joko mengatakan kondisi iklim pada Desember di DIY secara umum dalam kategori menengah hingga tinggi dengan jumlah curah hujan bulanan rata-rata berkisar 300-500 mm per bulan.
Sehingga mengingat saat ini masih masuk masa musim hujan hingga Januari-Februari 2018, Djoko berharap masyarakat tetap mewaspadai terhadap kondisi cuaca berupa hujan yang masih berpotensi terjadi pada Desember ini. "Minggu depan kami prediksi sudah kembali berpotensi hujan," kata dia.***4*** (T.L007)
Berita Lainnya
Indonesia raih dua sertifikat inskripsi warisan budaya dunia UNESCO
Jumat, 26 April 2024 5:57 Wib
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib