Silaturahim kapolda-pimpinan ponpes menjadi peredam isu intoleransi

id ponpes,poldas

Silaturahim kapolda-pimpinan ponpes menjadi peredam isu intoleransi

Ilustrasi kegiatan santri (Foto antarafoto.com) (antarafoto.com)

Bantul (Antaranews Jogja) - Silaturahim keamanan dan ketertiban masyarakat Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Polisi Ahmad Dofiri bersama pengurus pondok pesantren se-Kabupaten Bantul diharapkan bisa menjadi peredam dan solusi mengatasi isu perpecahan antarsesama.

"Akhir-akhir ini masyarakat diresahkan berbagai isu fitnah, pertikaian, dan perpecahan antarsesama. Harapan kami pertemuan ini bisa menjadi solusi menyelesaikan berbagai kemelut di bangsa ini," kata Pimpinan Ponpes An Nur Ngrukem Bantul KH Yasin Nawawi Abdul Aziz disela silaturahmi di Ponpes An Nur Ngrukem Bantul, Jumat.

Selain sebagai solusi perpecahan antarsesama seperti isu intoleransi beberapa waktu lalu, kata dia, Silaturahim Kamtibmas Kapolda DIY yang dihadiri puluhan pimpinan ponpes se-Bantul itu solusi dari maraknya kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.

Yasin mengatakan Silaturahim Kamtibmas oleh Kapolda DIY dengan para ulama dan kiai pondok pesantren sangat penting dan besar sekali manfaatnya dalam merajut dan merawat kebersamaan di dalam menjalankan tugas dan visi-misi bangsa.

"Misi tersebut yaitu menjaga kedaulatan NKRI serta upaya menjaga iklim yang kondusif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju negara Indonesia yang subur, makmur, adil, dan aman," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau kepada jajaran ulama dan para pimpinan ponpes, agar apa yang disampaikan Kapolda DIY bisa menambah semakin mantapnya keamanan dan kententeraman dan ketertiban masyarakat, khususnya di lingkungan pondok pesantren se-Bantul.

Kapolda DIY Brigjen Polisi Ahmad Dofiri mengatakan, dalam rangka menjalin persaudaraan dengan jajaran ulama dan pondok pesantren di DIY, jajaran polda melakukan silaturahim dengan para ulama dan tokoh di lima daerah se-DIY.

Menurutnya, silaturahim kamtimas di Bantul ini merupakan agenda yang terakhir dan karena paling banyak terdapat pondok pesntren sehingga jajarannya lebih banyak bertukar pikiran dengan para ulama dan kiai di Bantul ini.

"Kami melakukan silaturahim karena ada beberapa hal yang akan kami sampaikan kepada jajaran ulama dan umaro di Bantul yang diharapkan dapat kita bangun suatu pemahaman bersama serta menjalin keakraban dengan pesantren, sehingga dapat saling terbuka," katanya.

Dengan demikian, katanya, jika terjadi isu yang bersifat distruktif, seperti penganiayaan pemuka agama bisa dikoordinasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman menyusul banyak berita-berita di media sosial yang justru berdampak negatif di masyarakat.

Kapolda mengatakan wilayah Yogyakarta tingkat toleransinya tinggi, karena Yogyakarta merupakan kota pendidikan, kota wisata, dan terdiri atas berbagai suku bangsa bersatu di kota ini.

(T.KR-HRI)