Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan “branding” seluruh pasar tradisional di daerah ini sesuai potensi atau karakter yang menjadi ciri khas pasar sehingga membedakan dengan pasar tradisional lain.
“Saat ini, masyarakat masih berpendapat bahwa semua pasar tradisional itu sama. Padahal, setiap pasar tradisional memiliki keunikan dan karakter masing-masing sehingga, perlu dilakukan ‘branding"’ pasar sesuai potensinya sehingga pasar tradisional tetap bisa berkembang,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka Pasar Rakyat di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, “branding” terhadap pasar tradisional dapat dilakukan berdasarkan produk unggulan yang dijual di pasar tersebut.
Heroe menyebut, beberapa pasar tradisional di Kota Yogyakarta sudah memiliki “branding” yang kuat karena produk yang dijual unik, misalnya Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy). “Masyarakat pun pasti akan datang ke Pasthy saat mencari tanaman hias atau satwa karena pasar tersebut memang sudah dikenal seperti itu,” katanya.
Begitu pula dengan Pasar Giwangan yang memiliki keunggulan sebagai pasar buah dan sayur, sedangkan Pasar Kranggan dikenal dengan ragam jajan pasar, serta Pasar Terban dikenal sebagai pusat penjualan ayam.
“Upaya untuk memberikan ‘branding’ terhadap pasar tradisional akan dikembangkan ke pasar-pasar lain. Di Kota Yogyakarta ada 30 pasar tradisional,” katanya.
Ia mencontohkan, Pasar Ngasem yang sudah direvitalisasi akan dikembangkan sebagai pusat kerajinan dan budaya, begitu pula Pasar Kotagede akan dikembangkan sebagai pusat makanan tempo dulu.
“Selain menyediakan produk yang unik sesuai ‘branding’ yang disandang, pasar juga tetap menyediakan kebutuhan dasar lain untuk masyarakat,” katanya.
Namun demikian, lanjut Heroe, upaya pemberian “branding” terhadap pasar tradisional harus diikuti dengan kesiapan pedagang dan manajemen pengelolaan pasar yang baik.
“Kualitas produk harus benar-benar dijaga, begitu pula dengan tempatnya harus dijaga kuat. Kalau tidak kuat, maka pasar tidak akan mampu mempertahankan ‘brand’ yang dimiliki,” katanya.
Sedangkan untuk Pasar Rakyat yang digelar pada 5-6 Juni di Pasar Ngasem, Heroe berharap agar pelaku usaha mikro kecil dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan produk.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Marysution Tonang mengatakan, Pasar Rakyat diikuti 14 forum komunikasi UKM di kecamatan serta sejumlah waralaba modern.
“Harapannya ada sinergi antara toko modern dan pelaku UKM, dan masyarakat dapat memanfaatkan kesemapatan ini untuk mempersiapkan kebutuhan Lebaran,” kata Maryustion.
Pada Pasar Rakyat tersebut juga akan dibagikan 400 paket bahan kebutuhan pokok senilai Rp50.000 yang dapat dibeli dengan harga Rp30.000.
“Kami juga siapkan voucher Rp10.000 sebanyak 100 lembar yang bisa digunakan berbelanja di Pasar Rakyat,” katanya.
Berita Lainnya
Kemenkominfo: Nilai manfaat prangko disosialisasikan kepada generasi muda
Kamis, 4 April 2024 12:44 Wib
Lomba permainan "letup meriam" lestarikan budaya tradisional
Rabu, 3 April 2024 2:43 Wib
Unej melestarikan kesenian tradisional musik patrol agar tak punah
Minggu, 31 Maret 2024 14:20 Wib
Bisa cegah batuk, ramuan herbal habbatussauda
Jumat, 29 Maret 2024 20:10 Wib
Mahasiswa UIN Saizu lestarikan seni tradisional agar tak punah
Rabu, 27 Maret 2024 9:46 Wib
Harga pangan di pasar tradisional Bantul relatif stabil
Rabu, 13 Maret 2024 23:56 Wib
Belum terkelola baik, empat juta pedagang retail tradisional Indonesia
Selasa, 12 Maret 2024 19:31 Wib
Pemkab Bantul luncurkan operasional fasilitas pengolahan sampah Pasar Niten
Selasa, 27 Februari 2024 13:04 Wib