Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Ekonom Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, berharap rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan tidak terburu-buru dengan didahului kalkulasi yang mendetail.
"Harus dikalkulasi betul secara teliti jangan sampai kenaikan suku bunga itu justru menjadi kontraproduktif untuk perekonomian nasional," kata Edy di Yogyakarta, Sabtu.
Edy menilai rencana Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan sudah tepat. Hal itu untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional merespons kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The FED) yang telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2 persen dari sebelumnya 1,75 persen.
"Kalau kita tidak ikut menaikkan (suku bunga) bisa terjadi `capital out flow` (aliran modal ke luar) sehingga investasi kita menurun dan pertumbuhan ekonomi kita juga melambat," kata dia.
Namun demikian, Edy mengatakan pola kenaikan suku bunga di Indonesia tidak perlu sama atau linier dengan pola kenaikan suku bunga yang dilakukan The FED.
"Ya tidak harus linier betul karena bisa jadi dalam setahun The FED menaikkan suku bunga lima kali. Wah kalau seperti itu tidak bisa karena saat ini posisi suku bunga Indonesia sudah tinggi," kata dia.
Selain itu, lanjut Edy, tanpa disertai kalkulasi yang tepat dan mendetail kenaikan suku bunga BI justru bisa kontraproduktif dan bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi secara drastis.
Tanpa kalkulasi yang teliti dalam menaikkan suku bunga, menurut dia, investasi di Indonesia bisa menjadi mahal sehingga berujung pada penurunan perekonomian, serta bertambahnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
"Oleh karena itu perlu dikalkulasi betul pada titik mana bisa `equilibrium` artinya itu hari per hari harus dianalisis betul," kata Edy yang juga pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan BI siap menaikkan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate pada rapat dewan gubernur (RDG) yang berlangsung 27-28 Juni 2018i.
Berita Lainnya
Rektor UWM mengusulkan pemerataan akses pendidikan tinggi dibahas di G20
Selasa, 15 Februari 2022 23:42 Wib
Jangan abaikan peran sektor pertanian pulihkan ekonomi
Senin, 15 November 2021 5:10 Wib
Rektor UWM: Kurikulum PT harus sesuai konteks zaman
Minggu, 7 November 2021 21:36 Wib
Akademisi: universitas harus jawab tantangan zaman
Kamis, 23 Januari 2020 23:50 Wib
Rektor UWMY: guru bisa memantau talenta anak
Jumat, 26 Juli 2019 0:18 Wib
Perguruan tinggi diharapkan orientasikan lulusan pencipta kerja
Kamis, 4 Februari 2016 23:21 Wib
Lebaran - Akademisi: banyak pemegang kekuasaan lakukan kebohongan
Jumat, 17 Juli 2015 8:28 Wib
Aptisi: inklusivitas perlu dikembangkan untuk cegah konflik
Sabtu, 1 November 2014 14:03 Wib