Koperasi harus berinovasi gunakan teknologi informasi

id kota yogyakarta

Koperasi harus berinovasi gunakan teknologi informasi

Pemkot Yogyakarta (Foto Antara/Mawardi/ags/14)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Koperasi di Kota Yogyakarta dituntut untuk meningkatkan kualitas dan menyesuaikan perkembangan dengan melakukan berbagai inovasi, salah satunya penggunaan teknologi informasi untuk pengelolaan manajemen administrasi keuangan.
   
“Siap tidak siap, seluruh pengurus koperasi harus mampu melakukan inovasi. Tuntutannya memang demikian, yaitu menggunakan teknologi informasi. Ini juga sejalan dengan target kementerian,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Lucy Irawati di Yogyakarta, Senin.
   
Menurut dia, koperasi dapat mengawali inovasi tersebut dengan mengubah sistem manajemen pembukuan dari sebelumnya manual ke digital dengan menggunakan teknologi informasi.
   
“Dengan demikian, seluruh anggota koperasi dapat mengetahui berbagai informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Misalnya, simpanan dana yang dimiliki hingga sisa hasil usaha yang akan diperoleh. Semuanya tercatat dan bisa diakses transparan,” katanya.
   
Meskipun demikian, perubahan atau modernisasi koperasi dengan memanfaatkan teknologi informasi bukan pekerjaan mudah karena sebagian besar koperasi di Kota Yogyakarta dikelola di tingkat rukun warga (RW).
   
“Lebih dari 50 persen koperasi di Kota Yogyakarta adalah koperasi dengan modal kecil, sehingga untuk peningkatan kualitas membutuhkan upaya yang besar,” katanya.
   
Hingga saat ini, jumlah koperasi di Kota Yogyakarta semakin berkurang karena pemerintah membubarkan koperasi yang dinilai mati suri. 
   
Pada 2017, terdapat 103 dari 556 koperasi yang dihapus karena sudah tidak aktif, dan jumlah koperasi semakin berkurang setelah ada tambahan 90 koperasi yang dihapus. “Saat ini, hanya tersisa 363 koperasi yang ada di Kota Yogyakarta. Kami pun terus memantau kondisi koperasi,” katanya.
   
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Prabaningtyas mengatakan, hampir tidak ada penambahan koperasi baru sepanjang 2017.
   
“Jumlah koperasi cenderung tetap. Yang penting saat ini bukan menambah koperasi sebanyak-banyaknya tetapi meningkatkan kualitas koperasi. Salah satunya menggelar rapat anggota tahunan (RAT) secara rutin,” katanya.
   
RAT, lanjut dia, juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk koperasi sehat.    
   
“Namun, masih ada kendala yang dihadapi koperasi, salah satunya adalah dari pengurus yang rata-rata sudah berusia tua. Pengawas pun dituntut untuk bekerja maksimal, misalnya melakukan pengawasan rutin tiga bulan sekali, tidak hanya satu tahun sekali,” katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024