Gunung Kidul membutuhkan investasi perhotelan

id Perhotelan

Gunung Kidul membutuhkan investasi perhotelan

Ocupansi hotel Petugas merapikan kamar hotel di Hotel Ibis Malioboro, DI Yogyakarta, Senin (4/7). Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, tingkat hunian perhotelan di DIY mendekati hari raya Idul Fitri mengalami kenaikan mulai H-3 lebaran mencapai sekitar 60 persen dan H+4 diperkirakan akan mencapai rata-rata hingga 80 persen. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/16.

 Gunung Kidul,  (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku membutuhkan investasi perhotelan dan penginapan yang representatif untuk meningkatkan lama tinggal kunjungan wisatawan.
     
Kepala DInas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan saat ini lama tinggal wisatawan di Kabupaten Gunung Lidul masih sekitar 1,44 hari hingga dua hari.
 
  "Kami berupaya meningkatkan lama tinggal wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kidul, karena sampai saat ini belum ada dua hari mereka tinggal," katanya.
 
   Ia mengatakan upaya ini masih mengalami kendala karena belum banyaknya penginapan yang representatif di Kabupaten Gunung Kidul atau penginapan yang bisa menampung hingga ratusan orang.
   
 "Belum ada hotel atau penginapan yang bisa menampung ratusan orang di sini. Itu yang menjadi kendala. Sering kita melakukan promosi wisata tetapi mereka tanya adakah hotel yang bisa menampung sampai 12 bus, dan kami jawab di sini tidak ada," katanya.
     
Asti mengatakan banyak wisatawan yang memilih menginap di Kota Yogyakarta. Padahal jika menginap di Gunung Kidul, wisatawan bisa menikmati keindahan alam.
   
  "Pantai saja ada puluhan, belum destinasi wisata lainnya. Hotel mensesak untuk dibangun. Memang sudah ada yang mengajukan, tetapi datanya di  DPMPT," katanya.
     
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Gunung Kidul Irawan Jatmiko menambahkan pihaknya menerima beberapa pengajuan perizinan hotel dan resort. Seperti di WIlayah Kecamatan Purwosari, Saptosari dan sejumlah wilayah lainnya. "Sudah ada kok yang mengajukan izin," katanya.
 
   Ia mengatakan pariwisata menjadi penopang investasi terbesar di Gunung Kidul. "Pariwisata itu hampir 60 persen investasi di Gunung Kidul, pariwisata tidak hanya hotel tetapi juga rumah makan ataupun restoran," katanya.
   
 Irawan mengatakan pihaknya memastikan jika perizinan dalam investasi mudah dilakukan jika sejumlah persyaratan dipenuhi.
   
 "Kwlau hotel beberapa diantaranya harus memenuhi amdalnya, hingga konstruksinya bagaimana. Tetapi secara umum mudah asal mengikuti prosedur," katanya.