Bandara NYIA siap dukung peningkatan ekspor DIY

id Bandara NYIA

Bandara NYIA siap dukung peningkatan ekspor DIY

Pembangunan Bandara NYIA di Kulon Progo (jogja.antaranews.com) (jogja.antaranews.com/)

 Yogyakarta (Antaranews Jogja) - PT Angkasa Pura 1 (Persero) meyakini Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo yang ditargetkan beroperasi pada April 2019 akan efektif mendukung peningkatan aktivitas ekspor berbagai komoditas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

General Manager Angaksa Pura 1 Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama dalam acara bincang-bincang media bertajuk "Dorong Kinerja Ekspor DIY Melalui Sinergi Perbankan dan Pembangunan NYIA" di Yogyakarta, Rabu, mengungkapkan dukungan terhadap ekspor DIY antara lain diwujudkan dengan penyediaan kawasan khusus cargo dengan ukuran yang besar di NYIA.

"Kita tergantung kebutuhan (ekspor) dari DIY karena cargo kami nanti akan dibangun cukup besar," kata Agus dalam acara yang digelar Badan Musyawarah Perbankan DIY itu.

Menurut Agus, pihaknya merencanakan pembangunan "cargo village" di kompleks NYIA. Di dalam Perkampungan cargo itu nantinya akan berdiri perkantoran berbagai instansi yang berkaitan dengan aktivitas ekspor-impor seperti Bea Cukai, Balai Karantina Ikan dan Tumbuhan, serta berbagai agen regulasi lainnya.

"Konsepnya `one stop srvice`. Di `cargo village` bisa mengirim dan menerima (eksport-import) dengan cepat ?dan efektif tentunya dengan diikuti peralatan lebih canggih," kata dia.

Pada saat NYIA dioperasikan pada April 2019, menurut Agus, pihaknya baru menyediakan terminal khusus cargo. Sedangkan "cargo village" ditargetkan sudah terbangun pada 2020.

"Kami juga akan mengajak para pengusaha untuk ikut di dalamnya," kata dia.

Cargo di Bandara Andisutjipto, menurut dia, rata-rata hanya mampu mengangkut 30-50 ton per hari. Kondisi landas pacu yang memiliki panjang 2.250 meter juga membuat AP 1 harus membatasi muatan pesawat yang mendarat.

"Kan semakin berat pesawat semakin membutuhkan `run way` yang panjang," kata dia.

Padahal, ia mengakui potensi ekport berbagai komoditas di Yogyakarta cukup tinggi. Namun demikian, pengiriman yang seharusnya bisa dilakukan melalui bandara harus dibatasi karena keterbatasan sarana. "Saya lihat banyak sekali kerajinan layak eksport di Yogyakarta," kata dia.

Menurut Agus, selain menyediakan kawasan khusus cargo, jumlah dan kapasitas penerbangan yang diperkirakan akan mengalami kenaikan 200 persen dari kondisi eksiting di Bandara Adisutjipto, juga memiliki peluang besar mendorong aktivitas ekspor di DIY. Panjang landas pacu di NYIA yang pada pembangunan tahap pertama ditargetkan mampu mencapai 3.250 meter bahkan sudah mampu didarati pesawat Boeing 777 yang mampu mengangkut beban hingga 300 ton.

"Intinya kami dari Angkasa Pura 1 siap membangun karya monumental yang insyaAllah mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Yogyakarta secara signifikan," kata dia

(T.L007)