BI dorong perbankan DIY genjot kredit ekspor

id Bi,Ekspor

BI dorong perbankan DIY genjot kredit ekspor

Acara Bincang-bincang media bertajuk "Dorong Kinerja Ekspor DIY Melalui Sinergi Perbankan dan Pembangunan NYIA" di Yogyakarta, Rabu. (Foto Antara/Luqman Hakim)

       Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong perbankan menggenjot fasilitas kredit pembiayaan untuk industri berorientasi ekspor di daerah ini karena potensinya cukup besar untuk dikembangkan.
         "Kami mendorong perbankan untuk memberikan fasilitas (pembiayaan) terbaik untuk teman-teman eksportir karena ekspor adalah 'engine of growth' (motor pertumbuhan) perekonomian DIY," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY Budi Hanoto dalam acara Bincang-bincang media bertajuk "Dorong Kinerja Ekspor DIY Melalui Sinergi Perbankan dan Pembangunan NYIA" di Yogyakarta, Rabu.
          Menurut dia, peningkatan ekspor sangat diperlukan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan tidak merata seperti saat ini. Selain itu, ditambah dengan kebijakan Amerika Serikat (AS) yang masih akan menaikkan suku bunga The Fed sampai 2019.
          Selain itu, peningkatan nilai ekspor jug diperlukan untuk membenahi kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia yang sampai saat ini masih defisit.
          "Itu karena memang pundi-pundi dolar kita kurang. Oleh karena itu kita perlu genjot ekapor, tapi ini masih dalam kondisi yang aman," kata dia.
           Menurut Budi, hingga saat ini sejumlah produk di DIY yang memiliki peluang besar di pasar ekspor antara lain furnitur, aneka kulit, serta tekstil beserta produk turunannya. 
           Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY ekspor di DIY selama September 2018 menunjukkan penurunan sebesar 6,41 persen dibanding bulan sebelumnya. Dibandingkan 2017, kumulatif Januari - September 2018, nilai ekspor meningkat sebesar 11,06 persen dengan lebih dari setengah nilai ekspor dikirim ke Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.
           Perkembangan komoditas ekspor terbesar dari  Agustus 2018 ke September 2018 di DIY adalah komoditas barang- barang rajutan yang meningkat sebesar 36,19 persen. Perkembangan terbesar adalah komoditas minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian dengan peningkatan sebesar 87,96 persen.
           Menurut Budi, peluang industri yang telah memiliki orientasi ekspor perlu mendapat dukungan dari sektor perbankan. Apalagi, akses atau sarana untuk pengiriman produk ekspor DIY akan mendapatkan dukungan yang kuat dari Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang ditargetkan mulai beroperasi pada April 2019.
         "Kami malihat produk-produk di DIY banyak sekali yang masih punya ruang untuk maju ekspornya," kata dia.
          General Manager Angaksa Pura 1 Bandara Adisutjipto Agus Pandu Purnama mengatakan dukungan terhadap ekspor DIY antara lain diwujudkan dengan penyediaan kawasan khusus cargo dengan ukuran yang besar di NYIA.
       Menurut Agus, pihaknya merencanakan pembangunan "cargo village" di kompleks NYIA. Di dalam Perkampungan cargo itu nantinya akan berdiri perkantoran berbagai instansi yang berkaitan dengan aktivitas ekspor-impor seperti Bea Cukai, Balai Karantina Ikan dan Tumbuhan, serta berbagai agen regulasi lainnya.
     "Konsepnya 'one stop srvice'. Di 'cargo village' bisa mengirim dan menerima (ekspor-impor) dengan cepat dan efektif tentunya dengan diikuti peralatan lebih canggih," kata dia.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024