Sleman periksa fungsi EWS kawasan rawan longsor

id Longsor Prambanan

Sleman periksa fungsi EWS kawasan rawan longsor

Ilustrasi, Sejumlah relawan mengevakuasi bebatuan yang rawan longsor di perbukitan Prambanan, Sleman, beberapa waktu lalu. (Foto Antara/ dok BPBD Sleman)


Sleman (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengantisipasi datangnya puncak musim hujan memeriksa fungsi sejumlah perangkat peringatan dini (early warning system'/EWS) di titik-titik rawan longsor.
     
"Ada beberapa wilayah di Kabupaten Sleman yang memiliki potensi ancaman longsor pada puncak musim hujan," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono di Sleman, Selasa.
     
Menurut dia, wilayah dengan topografi perbukitan, seperti di beberapa desa di Kecamatan Prambanan memiliki potensi longsor yang besar saat turun hujan deras dengan durasi yang cukup lama.
     
"Sebagai langkah antisipasi kami mengupayakan beberapa tindakan, selain kesiapan warga akan mitigasi bencana juga memasang perangkat EWS di lokasi yang rawan longsor," katanya.
     
Ia mengatakan, perangkat EWS yang telah dipasang di Kecamatan Prambanan sebanyak 11 unit EWS sederhana bantuan dari BPBD DIY, dan tiga dari BPBD Sleman dari pengadaan 2015.
     
"EWS itu dilengkapi dengan sensor yang dapat menangkap curah hujan. Selain itu ada extensometer dan tiltmeter," katanya.
     
Joko mengatakan, perangkat EWS tersebut mayoritas kondisinya masih tergolong baik dan berfungdi normal. Namun, ada satu EWS dari pengadaan BPBD Sleman yang hilang karena dicuri.
     
"Sementara ini kami ganti dengan EWS sederhana," katanya.
     
Ia mengatakan, wilayah Kecamatan Prambanan yang rawan longsor terdapat di empat desa, yakni Sambirejo, Gayamharjo, Wukirharjo dan Sumberharjo.
     
"Semuanya merupakan desa di kawasan perbukitan," katanya.
     
Kepala Stasiun Klimatologi, BMKG, Mlati Yogyakarta Agus Sudaryanto mengatakan Januari sudah masuk puncak musim hujan.
     
"Di Gunung Kidul sisi utara, sebagian Sleman, Kulonprogo sisi utara masih memiliki potensi cuaca yang cukup ekstrem," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024