Kemenhub mengalihkan penerbangan domestik Adisutjipto ke BIY

id Bandara Internasional Yogyakarta,Menteri Perhubungan

Kemenhub mengalihkan penerbangan domestik Adisutjipto ke BIY

Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Kementerian Perhubungan melakukan kajian atas rencana mengalihkan penerbangan domestik dari Bandara Adisucipto Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada arus mudik Lebaran 2019.

Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan jadwal penerbangan di Adisutjipto biasanya sangat ramai ketika bulan puasa dan Lebaran.

"Untuk itu, kami tengah mengkaji agar sebagian penerbangan di Maguwo itu dipindahkan ke bandara baru di Temon. Terutama penerbangan domestik destinasi luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan lainnya," kata Budi Karya.

Ia mengatakan dari ketiga pulau besar itu, saat ini setidaknya ada 18 penerbangan di Adisucipto dengan 36 kali take off-landing dan sekitar 3.500 orang penumpang.

Kemudian, kapasitas Bandara Internasional Yogyakarta saat ini sebanyak 50 penerbangan per hari baik yang berangkat dan datang (take off and landing) perhari. Misalnya 50 penerbangan, setiap penerbangan ada 200 orang, paling tidak ada 5.000 orang yang datang dan 5.000 yang pergi.

"Kalau bisa 50 take off-landing perhari di BIY, mungkin 25 persen penerbangan di Adisutjipto bisa ke sini. Tapi ini mungkin bertahap dan kita beri kesempatan pada penerbangan luar Jawa untuk terbang ke sini. Kita sedang bicarakan yang mana saja," kata Budi.

Namun demikian, kata Budi, Kementerian Perhubungan memutuskan bahwa dua bandara di DIY ini akan tetap beroperasi semuanya secara berbarengan. Namun, sebagian jadwal penerbangan akan dipindahkan ke Kulon Progo yang kapasitasnya sangat memadai dan lebih besar. Bandara Adisucipto ke depannya kan digunakan untuk penerbangan berjarak tempuh singkat saja.

Budi juga membuka kemungkinan bahwa penerbangan domestiklah yang justru akan beroperasi perdana di YIA. Ini lantaran kebutuhan waktu persiapan untuk penerbangan internasional lebih lama sekitar dua minggu dan saat ini masih dilakukan finalisasi maskapai mana saja yang sudah siap untuk beroperasi di YIA.

"Yang pasti itu, maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Wing Air, Air Asia, serta Silk Air," kata Budi.

Sementara itu, Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih intens berkoordinasi dengan maskapai dan stakeholder terkait untuk rencana operasi perdana YIA di akhir April.

"AP I juga masih menunggu konfirmasi maskapai untuk kesiapan beroperasi di BIY setelah sebelumnya menjalankan penilaian potensi gangguan dan risiko (HIRA). Diharapkan dalam beberapa hari ini sudah muncul keputusan dari tiap maskapai," katanya,

Namun demikian, Faik mengatakan BIY sudah siap menampung penerbangan untuk menghadapi peak season Lebaran dan menopang kepadatan di Adisucipto. Ini lantaran fasilitas sisi udara (airside) sudah rampung pembangunannya dan siap digunakan.

"Kami berharap pada Lebaran tahun ini kalau ada permintaan extra flight atau lainnya, kita pindahkan ke sini (YIA). Kita akan bahas usulan beliau (Menhub) setelah ini bersama stakeholder terkait," kata Faik.